"Tinggal seratus halaman? Dari duaratus empatpuluh..."
"Resiko, kan? Bilangnya jangan perang lagi?"
"Iya. Tapi Mas kan sudah..."
"Bisa melawan. Akan lama lagi, selesainya! Nik mau?"
"Hah? Jangan...!"
Aku tertawa. Nyaris satu setengah tahun usia skripsiku. Gegara tabrakan idealisme, eksistensi dan mimpi. Kucoba jadi salmon. Kau tahu itu. Awalnya kau biarkan. Akhirnya, kau ingatkan waktuku yang terus berlalu.
Kau bersandar di kursimu. Lima tahun kau bersamaku. Sudah sepuluh semester masa kuliahku. Tiga semester terakhir, kulakukan perang skripsi dengan pembimbing. Kau tahu semua aral dan kendalaku. Kau juga tahu hadapi egoku. Karenamu, kulakukan gencatan senjata.
"Belum di print?"
"Besok aja!"
"Kenapa? Duit Mas ada. Kan, Nunik yang simpan?"
"Mana mau Maknen dibayar!"