Mohon tunggu...
A ZalbaLalana
A ZalbaLalana Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa Tersendat

mahasiswa tersendat, seorang mahasiswa pendidikan bahasa Jepang UPI yang seringkali berpikir tentang banyak hal walau sedang tersendat kehidupannya, berpenghasilan Rp0 dan berpengalaman tidak ada, akumulasi dari kesengsaraan dan penyesalan duniawi yang berdaging dan bernyawa, pergabungan dari kesesatan berpikir dan pergumulan pikiran, selalu menyesal dikala ketidak menyesalan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Balada Mahasiswa dan Perkuliahan Daring

28 Desember 2020   21:05 Diperbarui: 28 April 2021   08:21 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balada perkuliahan daring. | pexels

Hal ini bisa saja menjadi kekurangan atau kelebihan tersendiri. Kekurangannya adalah penyesuaian materi dan cara ajar yang harus diriset lagi agar dapat menyelaraskan pemberian materi yang sesuai kepada mahasiswa agar tidak ada perbedaan antara penyampaian di dalam kelas ataupun di dalam jaringan internet.

Keuntungannya adalah para dosen akhirnya dibiasakan untuk menggunakan metode yang berbeda dan lebih mutakhir nan efisien di dalam internet untuk kemudahannya sendiri dalam mengumpulkan tugas, menyampaikan materi secara menyenangkan dan lain halnya.

Mahasiswa banyak yang mengeluhkan sulitnya pembelajaran daring ini bukan hanya dari kesulitan untuk menyerap materi tetapi pula hingga hal teknis seperti kesulitan kuota, sulitnya jaringan internet di kampung, bantuan kuota yang tidak berimbang, tidak pekanya dosen dalam pemberian tugas, ataupun tentang kesulitannya untuk berkonsentrasi karena pikiran yang sudah jenuh tanpa adanya komunikasi seperti biasa dengan teman di kampus.

Kesulitan yang dihadapi mahasiswa ini bukanlah hanya omongan ngalor ngidul ataupun keluhan kosong mahasiswa, tetapi bisa dirasakan pula bahwa masalah yang sedang dihadapi kali ini memang secara objektif terdapat di berbagai lapisan mahasiswa di seluruh Indonesia yang melakukan pembelajaran secara daring.

Permasalahan mahasiswa untuk menyerap isi perkuliahan banyak disebabkan oleh tidak tenangnya mahasiswa di rumah karena mungkin saja di rumahnya tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar ataupun sialnya adalah di rumahnya pun merasakan tekanan lain sehingga mahasiswa tersebut harus memikirkan nasib keluarga di rumahnya dan nasibnya di dalam bangku perkuliahan.

Selain daripada itu pula, kurikulum darurat yang tiba-tiba ini menyulitkna mahasiwa seperti saya yang mempunyai kemampuan menyimak dan menerima informasi secar lambat, apalagi jika dilakukan secara daring.

Masalah ini muncul karena beberapa teknik belajar mahasiswa yang berbeda-beda, banyak yang merasa bahwa "diajarkan di dalam kelas dengan peragaan dan ucapan secara langsung" lebih baik ketimbang "memerhatikan materi yang dijelaskan dosen di dalam video chat/call yang monoton dan tidak komunikatif.

Lain pula dengan mahasiswa lain yang memang sangat mensyukuri pembalajaran daring karena memang Ia bisa dengan lahap menerima materi lebih cepat jika hanya membaca ataupun tanpa interaksi yang berarti. Memang, bukan hal yang bijak jika kita memberatkan kepada satu pihak saja tetapi keselamatan dan kenyamanan mahasiswa pun harus menjadi salah satu prioritas dalam program pembelajaran daring ini, yang mana memberikan dosen tugas untuk memberikan materi secara interaktif dan lebih komunikatif lagi agar setidaknya mengurangi dampak negatif dari pembelajaran daring walaupun tidak sepenuhnya hilang.

Perihal kuota, sinyal, dan hal-hal teknispun menjadi permasalahan lain di dalam drama perkuliahan daring ini. pemerintah memberikan kuota belajar sebanyak puluhan GB sedangkan kuota reguler sebanyak 5 GB.

Perbandingan kuota ini memang secara sehat bisa kita pikiran bahwa agar mahasiswa tidak menggunakan kuota reguler yang banyak untuk mencari hal-hal yang tidak berkaitan dengan perkuliahan, tetapi hal tersebut haruslah dipatahkan.

Banyak mahasiswa yang merasa kuota pemberian kemendikbud tidak berimbang dan seringkali menyisakan banyak kuota belajar yang dirasa lebih baik dipindahkan ke kuota reguler untuk mahasiswa mencari materi yang dia butuhkan secara langsung di dalam google yang tidak ter-cover kuota belajar kemendikbud. Selain daripada itu pula, masih dalam persoalan internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun