Mohon tunggu...
Zaki Mubarak
Zaki Mubarak Mohon Tunggu... Dosen -

Saya adalah Pemerhati Pendidikan tinggal di Tasikmalaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Goyang Syariah di Kota Santri

23 Agustus 2017   07:49 Diperbarui: 23 Agustus 2017   08:13 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.modamo.info

Pertama, alasan politis. Sebagaimana kita tahu bahwa proses pemilihan gubernur Jawa Barat akan dan sedang berlangsung panas. Bupati Tasik, sejak dilantik menjadi bupati periode kedua hasil referendum telah mendeklarasikan menjadi calon gubernur Jabar. Melalui acara televisi nasional ini, diharapkan Tasik bisa terkenal dan pada akhirnya pimpinannya juga terkerek naik. Hal ini bukanlah fitnah, karena memang dalam acara itu, sang Bupati sangat support dan melindungi acara ini dari berbagai serangan.

Kedua alasan sosiologis-politis. Sebagaimana karakter orang Sunda, memberikan hiburan kepada masyarakat akan dipilih untuk menjadi "pemimpin". Menghibur dengan mendatangkan acara musik nasional akan membuat "bangga" orang Tasik dan pada akhirnya akan menjatuhkan pilihan politiknya. Acara inipun akan menyampaikan sinyal kepada orang Jabar bahwa Tasikmalaya "Siap" untuk memperebutkan Jabar satu.

Ketiga alasan geografis-politis. Tasikmalaya sebagai daerah timur-selatan tidak memiliki bergaining politik yang baik. Sejauh ini, gubernur Jabar lahir dari wilayah Barat Jabar. Sekarang pun lawan yang paling kuat adalah derah Bogor, Bekasi, Depok yang semuanya sudah di kuasai oleh Ahmad Syaehu pendamping Dedi Mizwar. Dengan goyang syariah yang ditunjukan secara nasional memunculkan persepsi bahwa orang Tasik pun bisa berkiprah secara nasional dan berkonstribusi "positif. Pendirian panggung yang bersampingan dekat dengan masjid agung adalah sinyal bahwa di Tasikmalaya ada integrasi syariah (mesjid) dan non-syariah (joget dangdut) yang pas. Angle geografis masjid-panggung adalah bertujuan politis.

Keempat alasan menghibur dan menaikan citra Tasik. Alasan ini yang mungkin tidak dikaitkan dengan politis. Alasan ini lebih kepada pemilihan stasiun TV kepada Tasik sebagai bagian dari NKRI yang harus dikunjungi. Tidak ada embel-embel politis di dalamnya. Dampak dari dilangsungkan acara ini, Tasik akan dicitrakan sebagai daerah yang "pantas" untuk dikenal secara nasional dan memiliki posisi strategis dalam lingkup nasional. Walaupun itu tidak menjamin.

Jadi, alasan politis sangat mendominasi goyang "syariah" di Tasikmalaya. Bila ditanyakan kehalalannya, apa sih yang tidak halal dalam politik? Dalam dimensi politik, segala cara bisa dihalalkan, baik itu tidak ada manfaatnya, apalagi hal yang ada manfaatnya. Silahkan Anda simpulkan sendiri.{}

Bumisyafikri, 23/08/17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun