Pertama, alasan politis. Sebagaimana kita tahu bahwa proses pemilihan gubernur Jawa Barat akan dan sedang berlangsung panas. Bupati Tasik, sejak dilantik menjadi bupati periode kedua hasil referendum telah mendeklarasikan menjadi calon gubernur Jabar. Melalui acara televisi nasional ini, diharapkan Tasik bisa terkenal dan pada akhirnya pimpinannya juga terkerek naik. Hal ini bukanlah fitnah, karena memang dalam acara itu, sang Bupati sangat support dan melindungi acara ini dari berbagai serangan.
Kedua alasan sosiologis-politis. Sebagaimana karakter orang Sunda, memberikan hiburan kepada masyarakat akan dipilih untuk menjadi "pemimpin". Menghibur dengan mendatangkan acara musik nasional akan membuat "bangga" orang Tasik dan pada akhirnya akan menjatuhkan pilihan politiknya. Acara inipun akan menyampaikan sinyal kepada orang Jabar bahwa Tasikmalaya "Siap" untuk memperebutkan Jabar satu.
Ketiga alasan geografis-politis. Tasikmalaya sebagai daerah timur-selatan tidak memiliki bergaining politik yang baik. Sejauh ini, gubernur Jabar lahir dari wilayah Barat Jabar. Sekarang pun lawan yang paling kuat adalah derah Bogor, Bekasi, Depok yang semuanya sudah di kuasai oleh Ahmad Syaehu pendamping Dedi Mizwar. Dengan goyang syariah yang ditunjukan secara nasional memunculkan persepsi bahwa orang Tasik pun bisa berkiprah secara nasional dan berkonstribusi "positif. Pendirian panggung yang bersampingan dekat dengan masjid agung adalah sinyal bahwa di Tasikmalaya ada integrasi syariah (mesjid) dan non-syariah (joget dangdut) yang pas. Angle geografis masjid-panggung adalah bertujuan politis.
Keempat alasan menghibur dan menaikan citra Tasik. Alasan ini yang mungkin tidak dikaitkan dengan politis. Alasan ini lebih kepada pemilihan stasiun TV kepada Tasik sebagai bagian dari NKRI yang harus dikunjungi. Tidak ada embel-embel politis di dalamnya. Dampak dari dilangsungkan acara ini, Tasik akan dicitrakan sebagai daerah yang "pantas" untuk dikenal secara nasional dan memiliki posisi strategis dalam lingkup nasional. Walaupun itu tidak menjamin.
Jadi, alasan politis sangat mendominasi goyang "syariah" di Tasikmalaya. Bila ditanyakan kehalalannya, apa sih yang tidak halal dalam politik? Dalam dimensi politik, segala cara bisa dihalalkan, baik itu tidak ada manfaatnya, apalagi hal yang ada manfaatnya. Silahkan Anda simpulkan sendiri.{}
Bumisyafikri, 23/08/17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H