Mohon tunggu...
Zakaria Bahanan
Zakaria Bahanan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Program Studi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik. Universitas Jember

masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pentingnya Aspek Ekonomi Bagi Pemindahan Ibu Kota

8 September 2019   21:56 Diperbarui: 8 September 2019   22:10 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Perpindahan Ibu Kota merupakan isu yang hangat belakangan ini di perbincangkan oleh hampir seluruh masyarrakat di Indonesia. Banyak faktor yang membuatnya patut untuk di perbincanngkan. Salah satunya mengenai aspek perekonomian yang tidak stabil di tambah dengan isu perpindahan Ibu Kota membuat beberapa kalangan masyarakat khawatir jika perpindahan Ibu Kota di Indonesia akan memakan biaya yang sangat besar. 

Di tambah isu mengenai hutang di Indonesia yang masih banyakk juga hutang di Indonesia yang menjadi salah satu faktor perlunya pemindahan ibu Kota ini dikaji secara matang, maka jika tidakk di kaji secara matang bisa jadi hutang di Indonesia bisa menjadi banyak ataupun bisa berkurang ini juga bisa jadi masalah besar bagi negara Indonesia sendiri. 

Selain itu dampak posiitif pemindahan Ibu Kota bisa mengurangi Volume kepadatan kndaraan pribadi di jalan jalan Jakarta, sehingga kendaraan umum di Jakarta bisa saja di tambah maka jika kendaraan pribadi berkurang maka masyarakat akan kebanyakan menggunakkan fasilitas umum untuk lebih mudah meng akses ke tempat tujuan sehingga lebih cepat. Jika hal ini terjadi, penggunaan BBM akan terpengaruh dan bisa lebih hemat karena kemacatan berkurang. 

Berkurangnya penggunaan BBM dapat berdampak pada kegiatan perekonomian, jika kendaraan pribadi masi juga banyak di gunakan maka penggunaan BBM akan bertambah lebih banyak bisa juga melebihi sehingga penggunaan BBM sangat berpengaruh.

Pada dasarnya, perpindahan Ibu Kota tentunya sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian Secara umum, investasi tentunya akan berpindah dari Jakara menuju Ibu Kota yang baru. Lantas bagaimana perubahan itu terjadi? 

Hal ini terjadi karena di sebebkan oleh arus perdagangan yang biasanya bisa melewati jalur Selat Malaka sekarang bisa langsung menuju ke Kaliimantan dengan me lewati Brunei Daussalam. Selain itu Sumber Daya Alam yang masih berlimpah membuat tarikan aktivitas investasi sehingga investasi terhadap perpiindahan ibu kota semakin meningkat. Sama hal nya misal pengaruh investasi terhadap perpindahan Ibu Kota baru di Indonesia yang di butuhkan anggaran per pindahan ibu kota sebesar Rp. 466 triliun, tidak sepenuhnya di tanggung oleh negara. 

Tetapi juuga melibatkan banyak pihak yang termasuk investasi swasta. Prmindahan Ibu Kota juga akan meringankan beban Jakarta sendiri yaitu dari sisi sosial ekonomi nya yang terlalu berat bagi Jakarta untuk menampung semua beban yang ada tersebut, bukan hanya dari segi ekonomi saja, jika di lihat dari beberapa sisi yang lain misal dari sisi pertahanan, pemerintahan akan di paksa memperkuat pertahanan di Ibu Kota berada maupun wilayah di sekitarnya. 

Selain itu dapat pemindahan ibu kota dapat memeratakan pembangunan di inndonesia tersebut, kita tahu bahwa pembangunan di Indonesia pada saat ini masih terpusat di pulau jawa saja, dengan pindahnya Ibu Kota di harapkan dapat memeratakan pembangunan ke segala penjuru indonesia yang juga di harapkan dapat memajukan ekonomi di setiap wilayah di Indonesia.

Di pidahkannya Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur pasti akan menuai sisi positif dan negatif terhadap perekonomian Negara Indonesia tersebut. Misal di Kalimantan sendiri kemungkinan besar mendapatkan sisi yang positif yang akan meningkatkan perekonomian masyarkat Kalimantan itu sendiri. 

Di Kalimantan kemungkinan berkembangnya pusat perekonomian akan menyebar luas di wilayah di pulau Kalimantan. Pusat perekonomian tentu saja akan menyebar luas di wilayah pulau Kalimantan yang pasti mendukung akan memercepat pertumbuhan perekonomian tersebut,

Saat ini kondisi perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur masih dipengaruhi oleh sektor tambang, pertanian, industri, yang masih merupakan sektor primer dan sekunder. 

Akan tetapi, disisi lain perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur masih didominasi oleh perdagangan luar negeri. dan secara umum pertumbuhan ekonomi sektor tersier di Kalimantan Timur masih lebih tinggi daripada sektor ekonomi primer dan sekunder ataupun perekonomian Kalimantan Timur secara keseluruhan. 

Berdasarkan tipologi klassen, bahwa Kalimantan Timur tergolong dalam kategori sektor andalan. Walaupun konstribusinya tidak terlalu besar, namun Kalimantan Timur pertumbuhannya terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Sedangkan kondisi sistem keuangan di Kalimantan Timur sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur yang saat ini terkontraksi, penyaluran kredit yang berlokasi proyek di Kalimantan Timur juga terkontraksi disertai dengan resiko. 

Hal ini juga serupa terjadi pada sistem pembayaran tunai yang menunjukkan perlambatan. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Timur terus mengalami penurunan sejak tahun 2013. pada tahun 2016, anggaran pendapatan turun sebesar 1,9% dibandingkan dengan tahun-tahun sbelumnya dari 10,5 triliun rupiah menjadi 10,3 triliun rupiah. sementara untuk anggaran belanja mengalami penurunan mencapai 3,4% dibandingkan tahun pada tahun 2015 dari 11,5 triliun rupiah menjadi 11 triliun rupiah. 

Penurunan DBH yang berkontribusi lebih dari 45% terhadap anggaran pendapatan mempengaruhi kemampuan fiskal di Provinsi Kalimantan Timur. Lebih rendahnya akan direalisasi penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah tahun 2015 dibanding perkiraan yang mengakibatkan APBD tahun 2016 mengalami defisit yang itu akan membuat semakin besar. Hal ini akan berdampak pada penundaan beberapa pos belanja langsung pemerintah di tahun 2016 sebesar 35%.

Sedangkan di Kabupaten Kutai Kartanegara kondisi perekonomiannya masih tergolong sederhana. Masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara mengutamakan bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian mereka. 

Masyarakat Kutai Kartanegara berladang secara berpindah-pindah. Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah juga pentingnya dalam perekonomian masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Akan tetapi, sebagian besar kepala rumah tangga lebih mengandalkan pertanian untuk kebutuhan berlangsung hidupnya. Selain pertanian, struktur perekoniman Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh sektor gas, minyak bumi, dan pertambangan. 

Pada tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 83,34% bagi PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara. Sedangkan Sektor Pertanian memberikan konstribusi sebesar 6,34% sedangkan perdagangan dan hotel mencapai 2,86%, Industri Pengolahan 1,28% dan sektor-sektor lainnya 2,09%.

Misi Negara yang ingin mengembangkan Negara Indonesia sebagai Negara maritim, alasan pengembangan dengan ciri khas maritime karena sepertiga wilayah geografis Indonesia adalahan lautan. 

Dan hal ini merupakan potensi yang dapat meningkatkan perekonomian Negara. Aspek ekonomi memliki peran yang sangat besar terhadap keberlangsungan suatu Negara. 

Maka dari itu perlu perencanaan yang benar-benar matang agar setiap pengembangan ataupun kebijakan-kebijakan yang diterapkan dapat menunjang kegiatan perekonomian. Seperti yang telah dijabarkan diatas mengenai alasan dipindahnya ibukota Negara ke Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Kutai Kertanegara. 

Dikarenakan kondisi saat ini dilihat dari aspek ekonomi yang ada di Jakarta telah mengalami banyak permasalahan yang kompleks baik iku yang disebabkan oleh masalah ekonomi maupun masalah lain yang berimbas pada aspek ekonomi.

Maka dari itu dipilihlah lokasi di luar jawa tepatnya di Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Kutai Kertanegara mengingat kondisinya yang masih stabil dalam artian masih kaya akan sumber daya alam yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik serta pertimbangan aspek social yang yang minim sekali ditemukan permasalahan konflik social serta kecilnya resiko bencana alam hal ini merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi khususnya di bidang ekonomi.

            Namun tidak semerta-merta memindahkan ibukota karena masih kaya sumber daya alam, disisi lain yang benar-benar perlu diperhatikan. 

Mungkin yang saat ini bisa di siapkan adalah bagaimana kebijakan-kebijakan yang harus ditetapkan dan diterapkan dengan tegas mengenai pengelolaan perekonomian di ibukota yang baru karena apabila kebijakan yang ditetapkan tetap saja lemah maka tidak dapat dipungkiri apabila nantinya Kutai Kertanegara akan bernasib sama seperti halnya Jakarta atau bisa disebut sebagai Jakarta ke-2. 

Dengan pengelolaan perekonomian yang baik dan benar serta pada sasaran yang tepat maka hal ini bisa menjadi langkah awal yang baik bagi Indonesia untuk melakukan perubahan besar. Walau mungkin sekarang biaya yang dibutuhkan untuk pemindahan ibukota terbilang besar namun hal itu bukan seberapa apabila dibandingkan dengan apa yang akan didapatkan nanti setelah beberapa tahun kedepan. 

Pemindahan ibukota ini dapat menjadi peluang emas untuk mendatangkan investasi asing mengingat kondisi wilayah yang masih alami dan kaya sumber daya alam yang tentunya dengan ini dapat menaikkan devisa Negara. 

Selain itu manfaat bagi masyarakat Indonesia sendiri yaitu dengan adanya pemindahan ibukota tentunya akan banyak lapangan kerja baru hal ini sudah jelas merupakan manfaat yang sangat besar terutama dari aspek ekonomi.

Saat ini kondisi perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur masih dipengaruhi oleh sektor tambang, pertanian, industri, yang masih merupakan sektor primer dan sekunder. akan tetapi, disisi lain perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur masih didominasi oleh perdagangan luar negeri. 

Dan secara umum pertumbuhan ekonomi sektor tersier di Kalimantan Timur masih lebih tinggi daripada sektor ekonomi primer dan sekunder ataupun perekonomian Kalimantan Timur secara keseluruhan. 

Berdasarkan tipologi klassen, bahwa Kalimantan Timur tergolong dalam kategori sektor andalan. Walaupun konstribusinya tidak terlalu besar, namun Kalimantan Timur pertumbuhannya terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Sedangkan kondisi sistem keuangan di Kalimantan Timur sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur yang saat ini terkontraksi, penyaluran kredit yang berlokasi proyek di Kalimantan Timur juga terkontraksi disertai dengan resiko. 

Hal ini juga serupa terjadi pada sistem pembayaran tunai yang menunjukkan perlambatan. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Timur terus mengalami penurunan sejak tahun 2013. pada tahun 2016, anggaran pendapatan turun sebesar 1,9% dibandingkan dengan tahun-tahun sbelumnya dari 10,5 triliun rupiah menjadi 10,3 triliun rupiah. sementara untuk anggaran belanja mengalami penurunan mencapai 3,4% dibandingkan tahun pada tahun 2015 dari 11,5 triliun rupiah menjadi 11 triliun rupiah. 

Penurunan DBH yang berkontribusi lebih dari 45% terhadap anggaran pendapatan mempengaruhi kemampuan fiskal di Provinsi Kalimantan Timur. Lebih rendahnya akan direalisasi penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah tahun 2015 dibanding perkiraan yang mengakibatkan APBD tahun 2016 mengalami defisit yang itu akan membuat semakin besar. Hal ini akan berdampak pada penundaan beberapa pos belanja langsung pemerintah di tahun 2016 sebesar 35%.

Sedangkan di Kabupaten Kutai Kartanegara kondisi perekonomiannya masih tergolong sederhana. Masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara mengutamakan bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian mereka. 

Masyarakat Kutai Kartanegara berladang secara berpindah-pindah. Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah juga pentingnya dalam perekonomian masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Akan tetapi, sebagian besar kepala rumah tangga lebih mengandalkan pertanian untuk kebutuhan berlangsung hidupnya. Selain pertanian, struktur perekoniman Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh sektor gas, minyak bumi, dan pertambangan. 

Pada tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 83,34% bagi PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Sedangkan Sektor Pertanian memberikan konstribusi sebesar 6,34% sedangkan perdagangan dan hotel mencapai 2,86%, Industri Pengolahan 1,28% dan sektor-sektor lainnya 2,09%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun