Bagaimana Agar Mudah Mengalihkan Pikiran Negatif?
Lagi-lagi berbicara tentang kesadaran. Manusia dituntut untuk selalu sadar dari apa yang ia pikirkan dan rasakan. Karena dunia ini terikat dengan hukum-hukumnya. Apa yang dilepas akan ditarik kembali oleh yang melakukannya, orang sering menyebutnya dengan hukum karma atau hukum sebab akibat, bahwa dunia dan seisinya adalah energi.
Segala bentuk energi dilapisi oleh tubuh fisik. Manusia, hewan, tumbuhan dan seluruh bentuk yang ada di alam semesta ini berisi energi. Tubuh manusia berisi energi, energi tidak bisa diciptakan dan dihancurkan, hanya bisa dialihkan.
Ketika manusia berusaha untuk mengalihkan pikiran dan perasaannya maka ia telah melakukan olah energi yang ada di dalam dirinya. Seperti yang tertulis di atas bahwa untuk bisa mengalihkan pikiran dibutuhkan jiwa yang sehat yaitu jiwa yang penuh dengan kesadaran. Kesadaran diliputi oleh penguasaan diri atas diri sendiri dan tidak dikuasai oleh lain hal, saat manusia terikat dengan suatu kemelekatan maka ia harus melepaskan kemelekatan itu agar ia mencapai kesadaran tertinggi.
Untuk mencapai kesadaran tentu saja manusia harus melibatkan kecerdasan intelektualnya terhadap banyak hal. Banyak mempelajari sesuatu sangat membantunya untuk meningkatkan kesadaran, lalu ia akan mudah melihat hal-hal dari berbagai sudut pandang, sehingga logika berjalan dengan baik. Melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain disebut juga dengan empati.
Seseorang yang berempati bisa menempatkan rasa sakit yang dialami oleh orang lain sebagai dirinya akan membawanya pada kesadaran yang tinggi dan bisa meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual saling terkait satu dan lainnya. Kita tidak akan pernah mengganggu kehidupan orang lain. Tidak akan menyakiti orang lain, hidup menjadi terarah, lebih tenang dan damai, mudah tersenyum dan lain sebagainya.
Mengalihkan pikiran cukup dengan menyadari bahwa itu bukan masalah dirinya, tetapi masalah orang lain. Menyadari bahwa faktor ekternal bukan tugasnya untuk menyelesaikan, tetapi orang yang bersangkutan, komentar tidak mengganggu aktivitas. Menyadari bahwa orang yang baik tidak mengomentari atau membicarakan hal yang tidak baik, isi kopi dalam teko yang tertuang kopi dan isi air putih dalam teko yang tertuang adalah air putih, maka dari itu untuk apa memikirkan apa yang dipikirkan orang lain tentangmu.
Memfokuskan diri memikirkan hal-hal bermanfaat apa yang bisa dilakukan. Fokus memperbaiki diri dari dalam dan terus membangun diri dan bertumbuh adalah solusi untuk mengalihkan pikiran. Gunakan energi seefisien mungkin, untuk menghindari tubuh fisik dan tubuh mental dari toxic yang beredar di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H