Manusia hanya berusaha selalu berada di pikiran dan perasaan yang positif dengan cara mengendalikan alam sadarnya dari pikiran-pikiran yang tidak perlu bukan berarti ia tidak pernah berpikir negatif.
Manfaat Law of Invertion
Seperti yang saya tulis di atas bahwa berpikir berkebalikan ini adalah sebagai penyeimbang keputusan apakah keputusan akan segera ditentukan ataukah harus ditunda terlebih dahulu dengan melihat dari segala aspek.Â
Untuk melindungi seseorang dari jebakan pikiran dan rayuan dari pihak luar yang akan menyulitkannya. Dan sebagai penyaring dalam pengambilan keputusan yang berat dan memudahkan seseorang menyikapi suatu hal.
Hukum berkebalikan ini juga memudahkan seseorang melihat sesuatu dari sisi kerugian yang akan didapatkannya. Setelah mengetahui dampak kerugian yang akan terlihat, maka ia akan berusaha menemukan cara untuk mendapatkan keuntungannya.
Law of invertion juga berhubungan dengan hukum polaritas yang berpasangan atau berseberangan seperti utara dan selatan, siang dan malam, positif dan negatif.
Dampak Hukum Berkebalikan
Hukum polaritas atau hukum berkebalikan ini sering terjebak di dalam ritual seseorang dalam menarik hal-hal yang diinginkan atau Law of Attraction (LOA).Â
Individu yang menginginkan perubahan dan keberlimpahan di dalam kehidupannya cenderung menggunakan Teknik LOA dalam praktiknya, namun terkadang apa yang diinginkannya tidak sesuai dengan harapan. Mengapa demikian?
Memori manusia atau amygdala yang bertugas menyimpan memori dan emosi terlalu dipenuhi dengan muatan negatif atau terlalu sering menggunakan teknik berkebalikan ini dengan kata lain ia selalu berpikir, berkata dan berperasaan negatif dalam banyak hal di kehidupannya.
Bisa juga dikarenakan seringnya berada dilingkungan toxic yang sulit berkata baik, membaca kalimat-kalimat yang merusak mental, mendengarkan kata-kata yang menjatuhkan semangat dan membuat seseorang jauh dari kebahagiaan. Itu mengapa penting sekali memilih teman bicara atau bergaul, tontonan yang baik, bacaan yang menambah ilmu dan hal baik lainnya karena sifat manusia itu menyerap energi dan terserap, merubah frekuensi otak dan juga menurunkan hormon bahagia di dalam diri.Â