Misalnya calon tersebut tidak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua, memiliki keluarga yang tidak akur dan ketimpangan lainnya.
Ia akan berikan kasih sayang dan perhatian yang tidak pernah korban dapatkan sewaktu kecil, hingga korban terjerat dan memberikan semua apa yang dimilikinya sebagai tanda terima kasih pada si narsistik.Â
Setelah ia mendapatkan korban sebagai suppliernya maka narsistik akan mengabaikannya dan seolah menempatkan korban sebagai tertuduh dan orang yang selalu bersalah hingga menambah dosis "kasihnya" kepada si narsistik. Dan si narsistik tidak akan pernah berterima kasih atas kepedulian si korban padanya, ia justru lebih menyiksa korban lebih banyak lagi.
Keluar dari Jeratan Si-Narsistik     Â
Para NPD memiliki strategi yang berulang yaitu love bombing dan hoovering. Ia akan berusaha menarik korban masuk lagi ke dalam kehidupannya.Â
Dengan memberikan ancaman untuk melukai diri, seolah ia benar-benar membutuhkan kita agar korban kembali kepadanya. Ketika korban sudah kembali, ia akan menggencarkan rayuan, pujian dan kasih sayang buatannya lebih besar lagi.
Tidak mudah keluar dari jeratan NPD, ia akan mempersulit dengan menempatkan seolah kita yang bersalah dengan menggunakan rasa empati yang dimiliki korban.Â
Bila ingin bercerai akan mempersulit proses perceraian hingga status hubungan menjadi terkatung-katung. Berpisah adalah jalan terbaik bila kita memiliki pasangan hidup seorang NPD untuk menyelamatkan mental pribadi dan generasi.
Para wanita harus memiliki penghasilan agar bisa keluar dari jeratan si narsistik dan bisa menghidupi diri sendiri dan anak-anaknya. Mengabaikan setiap perkataannya yang berisi rayuan dan gombal karena pujian mereka hanya untuk menguntungkan diri mereka sendiri bukan pujian yang sebenarnya, konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk membantu kesehatan mental yang "terinfeksi" oleh para NPD.Â
Mulailah untuk memikirkan diri, menyayangi diri sendiri dan menata hidup baru, tidak lagi menunjukan kepada orang lain bahwa kita bisa dijadikan korban berikutnya oleh para NPD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H