Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Mengapa Rasa Memiliki Itu Menyiksa

10 April 2022   11:05 Diperbarui: 23 April 2022   03:40 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang yang merasa memiliki sesuatu yang sangat kuat cenderung mengatur sesuai dengan keinginannya dan tidak sesuai dengan ekspektasi. 

Ia menjadi lupa bahwa setiap manusia memiliki hak dan berdaulat dengan dirinya sendiri, hal ini yang membuat orang lain merasa tertekan dengan aturan yang terlalu atau otoriter, tidak bebas berpendapat dan tidak menjadi dirinya sendiri tetapi menjadi seperti yang diinginkan orang lain tersebut.

Sikap ini membuat pemberontakan terjadi dengan berbagai cara dan tentunya hal-hal yang diinginkan tersebut jauh dari harapan. 

Kebanyakan terjadi di dalam rumah tangga antar pasangan adalah cenderung memaksakan kehendaknya kepada pasangan tersebut tanpa bisa melihat apakah aturan tersebut mampu dilaksanakan bersama atau hanya berlaku sepihak saja, pada kenyataannya berakhir menekan dan menyiksa bagi pihak lainnya. Di sinilah kekecewaan mulai datang dan akhirnya menyalahkan orang tersebut seolah menzaliminya (playing victim).

Manusia sulit melihat apakah itu kesalahannya ataukah kesalahan orang lain, kita cenderung lebih memilih menyalahkan orang lain atas kegagalan dan kesalahan yang kita alami. 

Apakah kita boleh merasa dizalimi sedangkan kita yang memaksakan kehendak kepada orang lain?

Perselingkuhan mulai terjadi, siksaan lahir dan batin mulai dialami dan berbagai hal yang tidak menyenangkan mulai berdatangan ketika kita tidak berkenan berdamai dengan diri sendiri dan selalu menuntut dibahagiakan. 

Perselingkuhan sendiri adalah perbuatan tidak pantas untuk dilakukan oleh siapapun, namun perselingkuhan terjadi karena pemberontakan yang dilakukannya untuk mempertahankan rumah tangga tersebut, apakah tidak bisa diperbaiki lagi? Tentu saja bisa, asalkan keduanya sepakat untuk mengubahnya.

Sedangkan rasa tidak percaya dengan diri sendiri ini juga sebagai pencetus rasa putus asa. Tidak percaya dengan diri sendiri karena terlalu melihat kekurangan diri dan merasa tidak memiliki kelebihan sedikit pun, padahal hakikatnya manusia diciptakan lengkap beserta kelebihan dan kekurangan. 

Cobalah mengenali kelebihan diri yang tentunya ada dan tersembunyi, hanya saja kita belum benar-benar mengenali diri sendiri. 

Kelebihan tersebut bukan terletak pada fisik saja namun bagian jiwa atau dalam diri seperti kecerdasan-kecerdasan yang kita miliki, kemampuan yang bersifat abstrak ini hanya kita yang mampu mengenalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun