Berhubung sulitnya kita mendapatkan kebahagiaan di masa sekarang yang sarat dengan berita yang mengerikan dan memilukan hati, tentunya mental menjadi down dan terkadang membuat kita mendekati apatis dan berlaku semaunya karena merasa tidak berarti.
Rasa bahagia atas kenangan indah ini dapat menghantarkan manusia kepada hal-hal yang diinginkannya dan menjadi jembatan baginya untuk mendapatkan kebahagiaan-kebahagiaan yang lainnya masuk ke dalam kehidupannya di masa sekarang.Â
Apakah kita harus mengulangi kenangan tersebut di masa sekarang? Bila hal tersebut bersifat prestasi kenapa tidak? Tetapi mengulangi hal yang sama dalam perilaku dan jenis kenangan sesuai dengan usia di masa lalu yang tidak mungkinkan?
Tujuan mengakses kenangan di masa lalu hanya menitikberatkan pada "rasa", bahwa kita pernah bahagia dan akan mengulangi kebahagiaan itu di masa sekarang dengan beda versi yang sesuai dengan usia di masa sekarang.
Kebahagiaan memiliki level energi yang tinggi (600 Hz) dan seperti yang kita ketahui bersama bahwa kebahagiaan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan fisik, psikis dan finasial.Â
Rasa bahagia juga dapat dirasakan oleh orang di sekitar kita dan mendapatkan energi yang terbias dari orang yang bahagia tersebut.Â
Bahagia ini juga dapat merubah orang lain tanpa memberikannya kata-kata atau nasihat, energi bahagia ini membuat orang lain menjadi nurut dan sayang pada kita tanpa diminta, mereka akan meniru dengan sendirinya walaupun kesulitan bagaimana cara ia mengaksesnya. Sedangkan mengingat hal yang menyakitkan atau kesedihan tersebut ada pada level energi yang sangat rendah yaitu (50 Hz).Â
Pernahkah kita bayangkan ketika kita selalu mengakses informasi dari long term memori dengan "kotak masa lalu" yang menyakitkan?Â
Tentu air mata akan mengalir dan mulai membenci banyak orang terutama individu yang ada andil dalam kenangan tersebut yaitu kita dan orang-orang tersebut, bukan hanya membenci mereka yang menyakiti tetapi juga membenci diri sendiri.
Mengapa Manusia Cenderung Mengingat Hal yang Menyakitkan?
Manusia cenderung mengenang apa yang membuatnya terlalu sedih atau terlalu bahagia, karena neuron menebal akibat dari peristiwa yang pernah dialami dan semakin sering terjadi akan semakin tebal dan tentunya kita akan sangat mengingat hal tersebut.Â