Bisa karena sadar dan memahami. Lakukan saja tanpa berpikir dan bahagiakan saja tanpa pamrih, sama seperti saat mereka menganggap kita adalah sosok mungil yang lucu dan menghibur hati mereka ketika itu.
Persoalan yang sering terjadi bukan dari anak kandung tetapi pada menantu pada umumnya. Para menantu merasa bahwa mereka bukan ibu dan ayah kandungnya sehingga membuat batas dan tidak rela membuang waktu untuk ibunya orang lain. Persoalannya, suaminya bukan orang lain dan suaminya berasal dari ibunya, bagaimana bisa kita memisahkan antara ibu dan anak?. Itu yang dibilang mau anaknya tidak mau ibunya hehee..
Mari kita berandai sejenak, kalau kita sebagai ibu dari anak-anak kita dan kita telah lansia digeser oleh menantu kita sendiri ke tempat lain, betapa marahnya kita, bersedih atau bahkan kita pisahkan anak kita dari istrinya. Seumpama anak kita dikuasi oleh istrinya atau suaminya dan melupakan kita, ibu yang telah melahirkannya, apa yang terjadi dengan perasaan kita?, itu mengapa energi orang-orang yang membiarkan ibunya sendirian tanpa mereka, tidak terlalu kuat menarik keberkahan, kemudahan dan kebahagiaan di dalam kehidupannya.
Kebahagiaan seorang ibu yang dimaksud adalah bukan memberikannya uang, namun membuat mereka tersenyum bahagia karena perilaku kita kepadanya. Sampai kapanpun seorang anak tetap bayi baginya dan bersikap lucu seperti anak-anak di masa dulu mampu membuat mereka tersenyum bahagia dan mengeluarkan doa terbaiknya kepada anak-anaknya.Â
Bahagia tidak hanya uang tetapi sentuhan hati yang tak terbayar dengan apapun yang mampu menggetarkan alam semesta ini datang bertubi-tubi kepada kita, bahagiakan ibu maka kitapun akan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H