Kesehatan pada diri manusia terdiri dari kesehatan fisik dan psikisnya, jasmani dan rohani. Kesehatan fisik berhubungan dengan anggota tubuhnya dan rohani adalah jiwa atau batiniah seseorang, dan memiliki ciri tertentu. Psikis sakit dapat mempengaruhi cara bersosialisasi dan kehidupan antara diri dan batinnya sendiri.
Kesehatan mental adalah suatu hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia. suatu kondisi yang berhubungan dengan mental manusia. kondisi batin yang baik dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang di sekitarnya.
Batin yang mengalami sakit tidak mudah merasakan kebahagian, tidak mudah membahagiakan orang lain, selalu mengingat hal yang menyakitkannya membuat mereka selalu bersedih, marah, dll. Perasaan ini tentu sangat tidak nyaman dirasakan, menimbulkan berbagai insecure. Berdampak kepada kesehatan fisik.
Terkadang manusia merasa kesulitan untuk menolak rasa insecure tersebut dari dalam hati dan pikirannya, namun dapat dilatih dengan banyak cara salah satunya dengan berpuasa.Â
Terdapat kaitan antara puasa dan ketenangan mental seseorang. Terhubung antara organ tubuh dan pola hidupnya, mempengaruhi cara berpikir dan banyak hal positif lainnya.
Batin sangat terhubung dengan fisik seseorang. Selalu berdampingan di antara keduanya, bila salah satunya sakit tentu yang lainnya mengiringi. Beribadah salah satu cara mengantisipasi kelebihan emosi negatif dari dalam diri manusia, bila psikis sakit tentu tubuh tidak akan terawat dengan baik, cenderung membiarkan apapun memasuki tubuhnya.
Puasa dan Kesehatan Manusia
Terdapat 2 fase saat berpuasa yaitu, fase pencernaan normal 6-8 jam dan fase istirahat 6-8 jam. Pada saat fase istirahat terjadi degradasi (penurunan) lemak dan glukosa di dalam darah.Â
Terjadi peningkatan HDL (menjaga kardiovaskuler) Â dan penurunan LDL (menjaga kesehatan pembuluh darah) yang sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Hubungan Puasa Dengan fisik Manusia
Disampaikan oleh dr.Aisah Dahlan, CH, CHt, CM NNLP, Penyebab insecure: marah, takut, dan sedih. Pada saat ini batin mengalami masalah dan mempengaruhi hormon seseorang terutama adrenalin (hormon stress). Saat seseorang marah terjadi peningkatan hormon adrenalin 20-30 kali lipat.
Kolestrol menurun, jika hormon adrenalin meningkat maka akan menimbulkan pembentukan kolestrol dari LDL. Sehingga dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak, dapat menimbulkan gangguan jantung coroner, stroke, dll.Â
Pada saat manusia berpuasa menimbulkan suasana batin tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah sehingga menurunkan adrenalin (hormon stress).
Mengeluarkan Endhorpin, studi tentang puasa mengatakan bahwa tubuh memproduksi hormon endhorpin yang dapat membantu meningkatkan mood saat beraktifitas.Â
Namun efeknya tidak langsung terasa di hari pertama melainkan akan terjadi pada hari ketiga dan keempat. Sehingga tubuh lebih baik dalam mengontrol emosi.
Penurunan Glukosa,Terjadinya penurunan Glukosa dan berat badan. Peneliti universitas Teheran of medical sciences menyatakan bahwa berpuasa dapat menurunkan berat badan, indeks masa tubuh (BMI), glukosa, trigeliserida (TG), Kolestrol HDL dan LDL. Pada study tersebut menunjukan bahwa ketika berpuasa tubuh akan mulai mengurangi produksi glukosa dan mengendalikan kolestrol sehingga menurunkan berat badan. Â
Mengatasi Encok dan Nyeri Sendi, puasa meningkatkan sel Penetral alami di dalam tubuh. Peneliti menyebutkan bahwa adanya korelasi antara meningkatnya sel penetral sebagai pembasmi bakteri. Sehingga radang sendi (Rheumatoid arthritis) dan penyebab encok (asam urat berlebih) menjadi lebih baik dengan sendirinya.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh, pada saat berpuasa terjadi peningkatan limfosit bahkan sampai 10 kali lipat dalam tubuh. Kondisi ini tentu dapat memberikan pengaruh yang besar untuk sistem kekebalan tubuh. Sehingga puasa dapat menjadi proteksi dari berbagai virus yang akan masuk kedalam tubuh.
Menjaga Pembuluh Darah, puasa melatih manusia untuk tidak berbohong, berkata kotor dan bertengkar. Saat berdusta, berkata kotor dan bertengkar, limbik sistem mengeluarkan banyak neurotransmitter. Sifat neurotransmitter tersebut merusak dan mempengaruhi sistem tubuh lainnya secara negatif.
Akibatnya jantung berdetak kencang, tensi naik dan nafas tersengal. Bila kondisi tersebut terjadi berulang dan dalam jangka lama akan merusak kualitas pembuluh darah manusia (sel endotel). Sehingga berisiko timbulnya beberapa penyakit seperti stroke, jantung coroner dan lainnya.
Hubungan Ibadah dengan psikis manusia
Senang berpuasa, menginfakan harta dan bersedekah, sholat malam meningkatkan stimulasi nucleus accumbens (pusat rasa bahagia).Â
Ditinjau dari ilmu neuroscience bila seseorang melakukan sholat malam maka neurotransmitter akan dikeluarkan yang menstimulus turunnya hormon kortisol. Dampaknya daya tahan tubuh membaik, pikiran menjadi tenang dan mudah bahagia.
Disampaikan oleh dr.Aisah Dahlan, CH,CHt,CM NNLP, bahwa Saat manusia beribadah dan berpuasa selama sebulan, akan terjadi sambungan koneksi neuron dan membentuk rute baru di otak disebut plastisitas dan neurogenesis.Â
Semua kata-kata, kalimat dan pesan serta kebiasaan yang tersimpan di otak akan jalan ke seluruh tubuh dan membentuk akhlak. Otak juga memberi pesan kepada jantung (qolbu) manusia.
Ibadah dapat menjaga tubuh dari banyak aspek mulai dari sistem syaraf, hormon, dan pembuluh darah bahkan akhlak manusia. Tentunya ibadah dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental seseorang. Tidak hanya psikis, fisikpun mengikuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H