Lagi-lagi tentang pikiran (otak manusia). Saya tidak pernah bosan menceritakan tentang pikiran, karena semua bermula dari otak manusia. Dari yang tidak ada menjadi ada dan dari yang ada menjadi tidak ada.
Sahabat saya mengeluhkan perasaannya kepada saya "kenapa ya, saya ngerasain bahagia hari ini besok udah sedih lagi, begitu seterusnya". Saya jawab " sedih kenapa?", dia menjawab lagi "saya diomongin orang yang tidak-tidak" lalu saya menjawab lagi "kamu terganggu dengan omongan itu?". Lalu dia menjawab lagi "ya" katanya, dan saya bertanya lagi "kenapa kamu pikirin?", dia menjawab "gimana ga dipikirin, soalnya kedengeran langsung ."
Otak manusia memiliki 100 Milyar neuron, 1 neuron setara dengan 1 unit komputer. Otak juga mendapat informasi 60.000-2 juta/detik, informasi tersebut ada yang tersimpan ada yang lepas dari memori. Semua memori yang terserap tersimpan pada limbic sistem dan masuk ke subconscious mind (otak kanan), bila tidak fokus mendengarkan maka memori tidak akan menyimpan atau lepas begitu saja.
Bayangkan sebuah komputer canggih, memiliki software dan hardware. Ketika tanpa sengaja kita mendownload satu aplikasi ternyata aplikasi itu memiliki virus dan akhirnya merusak software komputer kita. Begitulah otak manusia.
Ketika kita mendengar orang lain berbicara tentang kita atau orang lain, dan kita sengaja mendengar dengan seksama dan mencernanya, pada awalnya kita tidak mengetahui bahwa kalimat tersebut memiliki virus untuk otak kita. Saat kita mulai memproses cerita tersebut melalui otak sadar (otak kiri) kita baru sadar bahwa kalimat tersebut mengandung virus.
Otak kritikal (otak kiri/alam sadar) mulai menyadari, "koq saya diomongin seperti itu?, apa salah saya blab bla bla..". Saat otak terus mengulas bahan tersebut, otak mulai teracuni oleh pikiran tersebut. Tubuh mengalami reaksi dengan ekspresi dari emosi yang seketika.
Mata mulai mengeluarkan air mata dari hasil racun tadi, emosi negatif mulai menguasai perasaan, pikiran dan tubuh. Menetap berhari-hari hingga menimbulkan penyakit (trauma). Penyakit yang kita biarkan masuk kedalam diri kita sendiri.
Tentu kita pernah mendengar "awali pagi dengan senyuman", bukan dengan sarapan. Sepertinya sepele yah seolah tidak ada makna sama sekali, padahal itu kalimat sejuta makna. Sangat berhubungan dengan hati, pikiran dan tubuh manusia atau mampu menciptakan kebahagiaan yang lebih lama.
Memulai kebahagiaan itu sejak bangun tidur pagi, bila pagi sudah rungsing dan emosi maka sore hingga malam hari akan terus seperti itu. Mengapa dan apa hubungannya dengan otak manusia? Berikut penjelasannya secara neuroscience:
Gelombang Otak Manusia Saat Pagi Hari