6. Qudwah, merintis inisiatif mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia.
7. Muwatonah, mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan.
Melalui Pesan Bogor ini, para ulama juga mendorong negara-negara Muslim dan komunitas untuk mengambil inisiatif untuk mempromosikan paradigma wasathiyah lslam, melalui World Fulcrum of Wasatiyyat Islam, "dalam rangka membangun Ummatan Wasatan, sebuah masyarakat yang adil, makmur, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan pada ajaran Islam dan moralitas."
Peran media dalam Syiar Keagamaan Islam yang Toleran
Media sosial adalah teknologi canggih terkomputerisasi untuk memudahkan pertukaran ide, pemikiran dan informasi, melalui jaringan dan komunitas virtual.
Internet dan media sosial sekarang sudah ada digunakan sebagai sumber informasi banyak digunakan, terutama untuk pemantauan berita. Informasi ringan serius dan penting, termasuk informasi yang berhubungan dengan agama. Meningkatnya penggunaan media sosial untuk berkomunikasi Agama juga mempengaruhi cara beragama.
Maka dari permasalahan yang sebenarnya adalah penggaungan terkait moderasi beragama atau Islam yang toleran ramai sekali digaungkan di ranah akademik, bahkan di berbagai universitas dari berbagai fakultas sudah ada mata kuliah yang berkaitan dengan moderasi beragama. Namun pada kenyataannya permasalahan yang begitu nyata dan dekat di kehidupan sehari-hari adalah penyebaran hal-hal yang bertolak belakang dengan nilai Islam toleran itu banyak tersebar di ranah media. Hal itu menjadikan bukti bahwa peran media sangat berpengaruh besar di dalam penyebaran pemahaman serta sebuah pemikiran.
Oleh karena itu peran media di dalam syiar keagamaan Islam yang toleran sangat berperan penting. Tentunya guna untuk menahan serta memproteksi masayarakat terkhusus muslim agar tidar terperdaya ke dalam pemikiran yang merugikan diri sendiri dan juga masayarakat.
Sikap moderasi sangat penting bergema untuk menciptakan hubungan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Pentingnya moderasi difokuskan terbiasa menjalankan ajaran Islam moderat, yaitu sikap umat Islam terhadap sesamanya menghargai perbedaan dan mengakui perbedaan sebagai sebuah keniscayaan. Karena sebenarnya, moderasi beragama adalah formula menanggapi secara efektif dinamika Abad Pertengahan penyebaran intoleransi, ekstremisme dan intoleransi yang terlalu mengada-ada dapat merusak perdamaian antara satu sama lain rakyat.
Hal penting seperti ini sekiranya bisa terlaksana melalui syiar moderasi. Namun tentunya jikalau dilihat sosialisasi moderasi beragama tidak seaktif penyebaran dari gejolak intoleransi, ekstrimisme, dan fanatisme. Walaupun syiar keagamaan Islam yang moderat hanyalah sebagian kecil dari solusi di tengah keberagaman ini.
Dengan adanya media, penyampaian pesan penting guna meng-counter pemahaman yang tidak baik akan menjadi lebih efektif serta mudah dan cepat. Bahkan sebuah penelitian terdahulu menyebut bahwa saat ini, fenomena cyberreligion (mengaji agama di internet) gencar dilakukan seiring dengan berkembangnya dakwah melalui media online.