Saat ini, dengan sifat demokrasi, kebebasan berekspresi, akses arus transnasional, keterbukaan informasi, misalnya media sosial. Semua orang seolah-olah bebas berbicara di ruang publik, seolah-olah orang bebas untuk berbagi (public share), sehingga menimbulkan "perang" informasi yang berupa opini publik dan bahkan postingan kebenaran.Pada dasarnya setiap sekte dan kelompok sudah memiliki website sendiri, termasuk kelompok moderat, namun keadaan menjadi tidak seimbang ketika ada hoax yang membuat orang saling bermusuhan, fitnah, provokasi, ujaran kebencian, dan mudahnya orang kafir/menyesatkan. Untuk kembali seimbang perlu dicek dan dicek lagi, kritik sumber dan konten, filter dulu sebelum di share. Dimungkinkan juga untuk menambahkan lebih banyak aspek konten moderat.
- Moderasi agama dalam konteks peradaban kemanusiaan global
Wajar jika seorang manusia dibenci karena suku, agama, jenis kelamin, dan faktor lainnya. Yang sering dilupakan adalah bahwa sisi seseorang sebagai manusia yang harus saling menghargai seringkali dilupakan, dihalangi oleh pakaian etnik, agama, gender dan lain-lain.
Dengan moderasi beragama yang diasosiasikan dengan globalisasi, kita bisa menerima yang sejalan dengan agama dan budaya bangsa dan dengan bijak menolak atau menyaring cara pandang, sistem nilai yang tidak sejalan dengan agama dan budaya bangsa, sambil berdakwah.
Di sisi lain ada juga beberapa poin berkaitan dengan wasathiyyah Islam atau Islam Moderat yang dihasilkan dari pertemuan ulam-ulam dunia yang berlangsung di Bogor yang dikenal dengan sebutan 'Pesan Bogor ' yaitu sebuah komitmen umat untuk menjunjung tinggi wasathiyyah Islam. Pertemuan ini pun dihadiri oleh sekitar 100 tokoh terkemuka Islam di seluruh dunia, dan salah satu diantaranya adalah Grand Syeikh Al-Azhar, Ahmed Muhammad Ahmed Al-Thayyeb.
Bukti dari komitmen para cendekiawan Muslim dunia dalam menjunjung tinggi wasathiyyah Islam guna mengatasi berbagai macam realitas peradaban modern telah menghasilkan beberapa poin penting dalam Pesan Bogor, dalam pesan tersebut para ulama sepakat mengaktifkan kembali paradigma wasathiyah Islam sebagai ajaran Islam pusat dan menjunjung tinggi nilai-nilainya budaya hidup dan kolektif
Ada tujuh nilai utama wasathiyah Islam yang termaktub dalam Pesan Bogor yaitu:
1. Tawassut, posisi di jalur tengah dan lurus.
2. I'tidal, berperilaku proporsional dan adil dengan tanggung jawab.
3. Tasamuh, mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan.
4. Syura, bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.
5. Islah, terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama.