Namun bisa saja sanksi yang di terima hanya sekadar teguran bukan pemecatan, sehingga pekerja tidak kehilangan pekerjaan yang berarti kematian. Benar, tapi ni bukan soal ringan atau berat sanksi yang di terima.
Lebih daripada itu, ini soal bagaimana suatu aturan menjadi momok yang menakutkan. Sehingga satu-satunya cara yang tersisa untuk keluar dari rasa keterancaman ialah dengan mematuhi aturan. Disinilah kemungkinan suatu aturan dipatuhi karena ketakutan.
Berbeda dengan kesadaran, orang yang sadar akan melihat pekerjaan sebagai tanggung jawab. Dan keaktifan diri dalam organisasi sebagai pelaksanaan komitmen.
Dia tidak bekerja dalam bayang-bayang aturan sebagaimana orang dalam ketakutan. Sehingga untuk tipikal orang yang seperti ini rasanya aturan tidak lagi dibutuhkan. Bukan karena aturan itu tidak perlu, tetapi aturan bukan lagi menjadi alasan utama disiplin kerja dan keaktifan diri.
Dalam ketakutan, orang bekerja karena arahan aturan. Sementara kesadaran akan menuntun orang bekerja sesuai potensi yang ia miliki. Ia sadar akan kemampuan diri, bukan tergantung semata-mata pada instruksi.
Artinya, bekerja dalam ketakutan turut membuat orang lupa, dan tidak sadar pada potensi diri. termasuk pada kemungkinan-kemungkinan inovasi. Sebab yang ada di kepala hanyalah satu pertanyaan besar: bagaimana menghindari mimpi buruk bernama sanksi.
Namun untuk sampai pada kesadaran jenis di atas, diperlukan momen menuju kesadaran. Lalu apa kesadaran itu? Bagaimana momen menuju kesadaran itu?
Dalam bukunya Sein Un Zeit (Ada dan Waktu), Martin Heidegger mengatakan bahwa kesadaran adalah posisi keterlemparan Dasein (manusia) ke-dalam-dunia (in der welt sein) setelah Dasein (manusia) mengalami momen tertentu.
Siapapun pernah mengalami sakit kepala. Dalam pengalaman sakit kepala, reaksi pertama kita adalah segera melakukan sesuatu untuk meredekannya, misalnya dengan segera membeli obat pereda sakit kepala.
Saat itu, kita merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal, yang tidak normal, yang akhirnya membuat kita sadar bahwa ada bagian tubuh kita yang sakit. Bagian tubuh kita yang bernama kepala.