Mohon tunggu...
Jay Z. Pai
Jay Z. Pai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menulis saja

suka musik dan jalan - jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketakutan dan Kesadaran: Sebuah Refleksi atas Rutinitas Keseharian

9 Maret 2022   15:02 Diperbarui: 11 Maret 2022   20:35 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: MART PRODUCTION dari Pexels)

Pertanyaanya, apakah kepatuhan itu dilakukan atas dasar kesadaran atau karena ketakutan. Perlu diingat, patuh karena sadar itu berbeda dengan patuh karena takut. Dalam ketakutan, orang-orang akan berkata 'daripada saya di pecat lebih baik saya ikuti aturan itu'. Sebagaimana dalam moralitas agama, orang akan berkata 'lebih baik saya bertobat daripada dosa dan masuk neraka'.

Pernyataan jenis ini sering Anda dapati bukan(?). Artinya, ketakutan akan sanksi dapat mendorong munculnya kepatuhan pada seseorang. Lalu apa itu ketakutan?

Ketakutan

Anda mungkin pernah mengalami mimpi buruk, tiba-tiba Anda terbangun dengan kondisi sekujur tubuh keringat dingin, nafas tersengal dan jantung berdegup kencang. Setelah itu Anda kemudian berdoa agar hal itu segera berakhir.

Sigmund freud menyamakan ketakutan dengan ketegangan. Menurutnya, ketegangan terjadi karena adanya konflik antara ego (di dalam diri) dan super ego (di luar diri).

Dalam kasus mimpi buruk sedikit berbeda, sebelum Anda sadar bahwa itu hanyalah mimpi, Anda mungkin sempat bertanya apakah itu hanya mimpi atau benar-benar kenyataan.

Situasi itu memunculkan ketegangan. Dalam hal ini, ketegangan antara mimpi (imajinasi) dan kenyataan (real) itulah ketakutan. Siapapun tentu tidak ingin dihantui mimpi buruk. Tetapi itu terjadi. Mimpi buruk menghantui hampir setiap kita.

Sebenarnya, ketegangan tersebut mirip dengan perasaan terancam. Misalnya, sebagai pekerja, Anda atau teman Anda, mungkin pernah melanggar aturan disiplin kerja organisasi, segera setelah pelanggaran itu Anda lalu dipanggil menghadap atasan, dalam perjalanan menuju ruangan atasan bayangan sanksi mulai bermain dikepala: apakah hanya surat teguran atau malah surat pemecatan. Situasi ini membuat Anda merasa terancam. Anda lalu tegang bahkan ketakutan.

Dalam lembaga atau organisasi yang sedang kita geluti, rasa terancam muncul dari aturan. Sehingga adanya aturan secara tidak langsung, membuat kita merasa dibayang-bayangi oleh perasaan terancam. Terancam oleh adanya sanksi dan ketakutan terhadap aturan.

Pada konteks ini, pekerja yang ketakutan akan aturan akan melihat tempat kerja bukan sebagai tempat kerja, melainkan sebagai pengadilan dengan dirinya sebagai tersangka. Yang jika sekali waktu terbukti bersalah karena melanggar, maka statusnya berubah menjadi terdakwa. dan untuk selanjutnya siap menjalani hukuman (sanksi).

Bagi orang yang menggantungkan hidupnya pada pekerjaan, tentu kehilangan sebuah pekerjaan adalah nama lain dari kematian. Karena baginya, pekerjaan adalah sumber kehidupan utama. Sehingga kebutuhan akan pekerjaan seperti kebutuhan akan makanan. Dan umumnya manusia butuh makan agar tetap hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun