Mohon tunggu...
Jay Z. Pai
Jay Z. Pai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menulis saja

suka musik dan jalan - jalan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mustafa dan Takdir Wabah Corona

9 Agustus 2021   10:30 Diperbarui: 9 Agustus 2021   10:46 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku baru sadar ternyata virus corona tidak hanya memakan korban jiwa tapi juga korban perasaan, juga rencana--rencana masa depan di babat habis oleh corona. Dan kau tahu min!?, sudah sebulan ini aku tidak lagi bicara dengannya".

"Semua ini gara--gara corona min, atau mungkin saja ini takdir yang sudah digariskan Tuhan untukku".  

"Terlalu cepat kau menyimpulkan wabah sebagai penyebab masalahmu mus dan terlalu cepat kau bilang ini adalah takdir", sela muhaimin.

Belum selesai muhaimin bicara, mustafa dengan lantang menjawab.

"Lalu siapa lagi yang pantas aku salahkan untuk masalahku?, jelas -- jelas, kalau bukan karena virus sial ini, mungkin sekarang rencanaku lancar. Kau tidak mendukungku, sahabat macam apa kau min", ucap mustafa dengan nada kesal.

"Soal corona mungkin saja benar, tapi bagaimana dengan takdir, apa benar wabah ini takdir Tuhan?" muhaimin menjawab.

Karena keasikan berdebat, keduanya tidak menyadari kalau Gus Amran telah mendekat ke arah mereka. Keduanya sadar ketika Gus Amran memberi salam.

"Asalamualaikum".

Menyadari kedatangannya dengan cepat keduanya membalik badan dan menyambut salam dengan takzim.

"Walaikumsalam Gus".

Gus Amran adalah putra sulung Kiyai Hasyim pembina Pesantren Afala Ta'qillun. Untuk sementara pesantren diamanahkan kepadanya karena Kiyai sedang keluar daerah. Dia cukup dekat dengan para santri termasuk Mustafa dan Muhaimin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun