Mohon tunggu...
Jay Z. Pai
Jay Z. Pai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menulis saja

suka musik dan jalan - jalan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Cerita dari Kedai Kopi yang Bernama Pulang

11 Maret 2021   16:50 Diperbarui: 11 Maret 2021   17:11 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kondisi tersebut berjalan hingga beberapa bulan, dan membuat Kedai Kopi Pulang benar-benar merangkak pelan di bawah aturan PSBB yang begitu ketat, awalnya mereka sempat pesimis namun ternyata hasilnya di luar dugaan. Tiga bulan awal sejak berdiri, kedai ini mendapatkan pemasukan yang cukup signifikan bahkan mengalami kenaikan sekian persen. Saya tidak bisa menuliskannya di sini karena hal tersebut berkaitan dengan rahasia perusahaan. hehehe

Sampai akhirnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di cabut oleh pemerintah Kota dan Manado ditetapkan bukan lagi zona merah. Walaupun pembatasan jam malam masih diberlakukan, tapi kedai kopi ini sudah bisa melayani pelanggan untuk nongkrong sambil ngopi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Sekarang, tepat setahun kedai ini berdiri. Mereka sudah memiliki pelanggan tetap, bahkan berencana memperluas jejaring pelanggan lewat niatan membuka cabang baru. Saya mengetahui itu dari cerita salah seorang owner Kopi Pulang yang kebetulan teman saya. Selain sibuk dengan bisnis kedai kopi, dia juga mengajar di salah satu Kampus di Manado saat ini.

Ada yang menarik dari pengalamannya tentang kopi. Sampai tahun 2016, teman saya ini tidak tau minum kopi. Pantas saja setiap kali kumpul di manapun dia selalu memesan teh susu bukan kopi. Padahal, rata-rata pemilik kedai kopi hobi minum kopi. Karena hobi itulah maka mereka bangun kedai kopi. Kasus teman saya ini justru sebaliknya, tau minum kopi karena bisnis kedai kopi. Bahkan sekarang dia bisa menyeduh kopi seperti layaknya barista kebanyakan.   

Sekelumit cerita tentang kedai kopi yang mampu bertahan di tengah krisis ekonomi, cukup membuktikan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak selamanya suram, malah mampu berdiri kokoh dihadapan pemodal besar yang gulung tikar akibat pandemik. Selalu saja ada jalan, asalkan tetap konsisten dan pantang menyerah.

Di tengah naik turunnya data covid-19 yang menjengkelkan, serta kaburnya kepastian kapan wabah ini berakhir, memang kita membutuhkan alternatif gerak ekonomi mandiri.  Beberapa kawan dekat sudah memulainya. Mereka sudah membuka bisnis dan mengelolanya sendiri. Ada yang berbisnis pakaian, makanan, minuman hingga sewa-menyewa mainan anak-anak. Ini satu langkah maju yang patut diapresiasi ; mengerjakan apa yang mereka obrolkan. Satu langkah maju yang saat ini baru bisa saya tuliskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun