Maka Rasulullah SAW pun menjawab, "Saya akan membakarnya di hadapanmu."
"Wahai Rasulullah, saya tidak tahan kalau engkau membakar anak saya dihadapanku," tanggap inunya Alqamah.
"Wahai Ibu Alqamah," sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya  adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu, Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya."
Ibu itu langsung beraksi, "Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku, Â Alqamah."
Setelah itu , Rasulullah SAW pun berkata kepada Bilal, "Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu
Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku."
Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah.
Maka, Bilal pun masuk dan berkata, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridha ibunya telah membuat ia mampu mengucapkan syahadat," ujar Bilal saat telah berada di dalam rumah Alqamah di tengah kaum muslimin yang hadir ketika itu.
Alqamah meninggal dunia pada saat itu juga.
Rasulullah SAW turut melihat Alqmah dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkan jenazahnya.
Di dekat kuburan itu Rasulullah SAW bersabda, "Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya."
Selamat Hari Ibu