Setiap tahun Hari Ibu selalu diperingati di tanah air setiap tanggal 22 Desember. Saat ini saya tengah berada di Masjid Nabawi di Madinah Almunawwarah, ketika peringatan itu dalam ungkapan ucapan selamat mulai berseliweran di berbagai linimasa media sosial, sebagai bentuk penyampaian rasa kasih sayang kepada sosok ibu yang kita cintai yang diprolamirkan ke hadapan publik. Mungkin juga untuk menggugah para orang lain yang belum belum, atau kurang memberikan sentuhan perhatian kepada orang yang melahirkannya.
Tapi sesungguhnya, sebagai anak yang berbakti, perhatian dan sentuhan kasih sayang harus dilakukan setiap saat. Orang yang memuliakan orang tuanya, terutama ibunya, tentu saja tak mengenal tanggal 22 Desember, tapi setiap hari perhatian dan kasih sayang kepada ibu tercinta itu harus selalu diwujudkan, dengan berbagai cara dan tindakan.
Buatlah ibumu senang setiap saat. Buatlah ibumu gembira selalu. Buatlah ibumu tersenyum bahagia. Sebab ibumu adalah surgamu, dan bapakmu adalah jembatan menuju kepadanya.
Maka, selalu dan selalulah muliikan ibumu.
Saya teringat kisah pada zaman Rasulullah SAW, ketika ada seorang pemuda bernama Alqamah yang sedang sakit keras. Ia giat beribadah, tak pernah meninggalkan salat, selalu bersedekah dan rajin berpuasa. Istri Alqamah mengabarkan kepada Rasulullah SAW tentang keadaan suaminya itu melalui seoran utusan.
Rasulullah SAW langsung mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaan Alqamah. Beliau bersabda, "Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah!"
Ketiganya sahabat nabi itu berangkat kerumah Alqamah. Ternyata Alqamah sudah dalam keadaan naza', maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan Lailahaillallah. Ketiga sahabat nabi itu kembali menemui Rasulullah SAW melaporkan kejadia tersebut.
Rasulullah SAW langsung bertanya, "Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?"
"Ada yaa, Rasulullah. Alqamah masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta," jawab salah satu di antara mereka.
Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemui ibu Alqamah. Beliau menitip pesan kepada utusan itu untuk disampaikan langsung kepada ibunya Alqamah, "Katakan kepada ibunya Alqamah; jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah, Â maka datanglah. Namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu." begitu pesan Rasulullah SAW.