Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Hari Ibu: Muliakanlah Ibumu, Sebab Ibumu adalah Surgamu

22 Desember 2019   13:18 Diperbarui: 22 Desember 2019   13:22 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah," kata ibunya Alqamah tatkala utusan itu menyampaikan pesan Rasulullah SAW kepadanya. Dan iapun memakai tongkat, berjalan mendatangi Rasulullah.

Sesampainya di rumah Rasulullah SAW, ibunya Alqamah langsung mengucapkan salam dan Rasulullah SAW pun menjawab salamnya.

Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, "Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu, Alqamah!"

"Wahai Rasulullah, anak saya itu rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah," jawab ibu itu.

"Lalu apa perasaanmu padanya?" tanya Rasululah SAW lagi.

"Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah," jawan ibunya Alqmah.

Rasulullah bertanya lagi, "Kenapa?"

"Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepada saya," jawabnya.

Dan pada saat itu Rasulullah SAW langsung bersabda, "Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan kalimat syahadat."

"Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak." sabda Rasulullah selanjutnya.

Ibu Alqamah langsung menanggapi, "Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau lakukan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun