Mengatasi mitos "Good Business-Good Ethics" atau "Good Ethics-Good Business" memerlukan pendekatan holistik. Perusahaan perlu mengintegrasikan etika bisnis ke dalam nilai inti mereka, merancang kebijakan dan prosedur yang mendorong praktik etis, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya etis.
Penting untuk diingat bahwa bisnis yang bertujuan untuk keuntungan finansial yang berkelanjutan sejalan dengan praktik etika bisnis yang baik dapat menciptakan dampak positif yang jauh lebih luas. Pelanggan yang puas, karyawan yang termotivasi, dan dukungan masyarakat adalah hasil yang dapat dihasilkan dari keselarasan antara bisnis dan etika.
Mitos Logos: Good Business-Good Ethics
Mitos "Good Business-Good Ethics" beranggapan bahwa bisnis yang menghasilkan keuntungan yang besar akan otomatis menghasilkan etika yang baik. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa bisnis yang menguntungkan akan memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya.
Mitos ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, mitos ini mengasumsikan bahwa profitabilitas adalah satu-satunya tujuan bisnis. Padahal, bisnis juga memiliki tujuan lain, seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga lingkungan.
Kedua, mitos ini mengabaikan potensi konflik antara profitabilitas dan etika. Dalam beberapa kasus, bisnis yang mengejar profitabilitas yang tinggi dapat melakukan tindakan yang tidak etis, seperti eksploitasi tenaga kerja, pencemaran lingkungan, atau penipuan konsumen.
Mitos Logos: Good Ethics-Good Business
Mitos "Good Ethics-Good Business" beranggapan bahwa bisnis yang beretika akan otomatis menghasilkan keuntungan yang besar. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa bisnis yang beretika akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan mitra bisnisnya.
Mitos ini juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, mitos ini mengasumsikan bahwa konsumen dan mitra bisnis selalu mengutamakan etika dalam pengambilan keputusannya. Padahal, konsumen dan mitra bisnis juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti harga, kualitas produk, dan layanan.
Kedua, mitos ini mengabaikan potensi kerugian yang dapat dialami bisnis akibat beretika. Dalam beberapa kasus, bisnis yang beretika dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, misalnya karena mengikuti regulasi yang ketat atau menolak untuk melakukan praktik yang tidak etis.
Aplikasi pada Proposal Bisnis Ceker Kresz Nyesz