Mohon tunggu...
Zainal Abidin
Zainal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi main game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan Membangun Negara Islam

4 Oktober 2024   13:00 Diperbarui: 4 Oktober 2024   13:05 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah anda tau tentang Gerakan membangun negara Islam? Atau pernah mendengar?Disini saya akan memberi tahu andan tentang Gerakan membangun negara Islam.

gerakan membangun negara Islam merujuk pada upaya untuk mendirikan dan mengelola negara berdasarkan prinsip-prinsip syariah dan nilai-nilai Islam. Yang dimana syari'ah yang menunjukkan makna jalan yang terang,aturan hukum yang telah di tetapkan oleh Allah SWT dan turunannya dalam Al-Qur'an yang mengisyaratkan pada makna aturan atau undang _undang. Menurut Ar-raghib al-isfahani mengatakan bahwa syari'ah mengandung arti sebagai aturan atas hukum Allah SWT. Menurut Fazlur Rahman baik"tindak-tanduk hati" maupun "tindakan-tindakan lahiriah yang nyata terlihat ".dan juga paduan perintah-perintah Tuhan kepada manusia atau perintah-perintah yang jelas,terutama bersifat moral. Jadi syari'ah bukan sekedar peraturan tata cara perilaku formal yang khusus dan utama melainkan sejalan dan sama luasnya (conterminous) Dengan kebaikan.ada Beberapa karakteristik dan contoh dari gerakan membangun negara Islam yaitu:

1. Ideologi: gerakan ini berlandaskan pada interpretasi tertentu terhadap ajaran Islam dan tujuan untuk menerapkan hukum syariah dalam kehidupan bermasyarakat. Yang dimana ajaran Islam merupakan ajarannya yang bisa diterima oleh semua umat, kapanpun dan di manapun dan dimana dari semua tradisi keagamaan di dunia, tradisi Islam yang tampak satu-satunya nama yang built-in (terpasang tetap). Ajaran Islam yang telah di bawa oleh nabi Muhammad SAW, yang secara khusus sebagai agama Islam atau Dien al-islam. Yang di mana ajaran Islam telah di bakukan oleh nabi Muhammad SAW secara sempurna sehingga akan terjamin autentisitas dan sekaligus perkembangannya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tempat. Ada 3 Sistem pembakuan ajaran Islam yaitu:

 1.membukukan secara autentik sumber dasar,pokok, dan prinsip ajaran Islam sebagai Wahyu dari Allah SWT yang terutang dalam Al-Qur'an .

2.memberikan penjelasan, contoh,dan teladan pelaksanaan agama Islam secara operasi dalam sosial budaya umatnya,yang dikenal dengan sebutan as-sunah atau hadist

3.memberikan cara atau metode untuk mengembangkan ajaran Islam secara terpadu dalam kehidupan sosial budaya umat manusia sepanjang sejarah dengan sistem ijtihad

2.Metode: Gerakan ini bisa menggunakan berbagai pendekatan, mulai dari politik elektoral, aktivisme sosial, hingga aksi militer, tergantung pada konteks dan situasi di masing-masing negara. Seperti di Mesir yang mengedepankan penerapan syari'ah melalui politik yang disebut dengan ikhwanul muslimin.

Di Afganistan menerapkan interpretasi ketat syari'ah dalam pemerintahan yang disebut dengan taliban. Dan di Lebanon yang menggabungkan aspek politik dan militer dengan ideologi Islam yang disebut dengan hizbullah.

3.ontroversi: Gerakan ini sering kali menuai kritik, terutama terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, intoleransi, dan penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan.karna bebeda pendapat dan pandangan yang saling bertentangan satu sama lain.

4.Modernisasi: Beberapa gerakan berusaha menyesuaikan ajaran Islam dengan tuntutan modernitas, termasuk hak perempuan dan demokrasi, sementara yang lain lebih konservatif. gerakan ini untuk mengubah paham, adat istiadat, dan institusi lama agar sesuai dengan keadaan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.Dalam Islam, modernisasi merupakan upaya reinterpretasi terhadap paham-paham keagamaan sebagai dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Modernisasi Islam merupakan respons kaum Muslim atas berbagai persoalan di zaman mereka.dan gerakan pembaruan pemikiran Muhammadiyah itu untuk mencari pemecahan atas berbagai persoalan yang mereka hadapi. Yang merujuk pada Al- Qur'an dan As- Sunnah sebagai titik tolak atau landasan yang sekaligus juga memberi pengarahan, ke arah pemikiran itu harus dikembangkan.

Pembangunan negara Islam terus menjadi topik yang kompleks dan sering diperdebatkan dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi di berbagai negara.

Seperti Darul Islam (DI) yang merupakan gerakan separatisme yang dipelopori oleh S.M. Kartosoewirjo yang kemudian menjelma menjadi Negara Islam Indonesia (NII). Tujuan didirikannya DI/ NII adalah upaya S.M Kartosoewirjo dalam mengisi ruang kosong interregnum pemerintahan diawal kemerdekaan dengan konsep Negara Islam (Islamic State). Menurut sebagian besar tulisan tentang S.M. Katosoewiryo, pergerakan ini dianggap sebagai sebuah pemberontakan/ makar terhadap NKRI. 

Latar belakang inilah yang kemudian menggerakan penulis untuk menyibak sisi lain dari pergerakan separatisme yang pernah terjadi di Jawa Barat ini sebagai bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan objek kajian sejarah berupa gerakan sosial, yaitu sejarah nasionalisme gerakan Islam dengan menggunakan pendekatan ideologis dan sosiologis. Sebagai kajian sejarah gerakan sosial, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. 

Metode tersebut terdiri dari empat langkah kegiatan, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah). Lebih lanjut penelitian ini menggunakan pisau analisis dengan kerangka teori kolektif behavior Neil Smelser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif S.M Kartosoewirjo mendirikan Darul Islam/ Negara Islam Indonesia terbagi menjadi 2 motif fundamental yakni ideologis dan politis. Secara ideologis, S.M. Kartosoewiryo menginginkan Indonesia berlandaskan pada syari'at Islam demi tercapainya keselamatan dunia akhirat. 

Secara politis, adanya semangat S.M. Kartosowiryo dalam membela rakyat Jawa Barat yang masih dalam kungkungan Belanda pasca proklamasi kemerdekaan. Kolaborasi keduanya menyebabkan DI/NII tidak hanya menjadi musuh Belanda namun juga menjelma menjadi gerakan pemberontakan terhadap pemerintahan sah Indonesia. Meskipun dalam beberapa pandangan S.M. Kartosoewiryo dicap sebagai pemberontak, dilain sisi S.M. Kartosoewirjo menjadi tokoh Nation State dalam upayanya melindungi rakyat Jawa Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, dengan menghadirkan Negara Islam sebagai alternatif fondasi kebangsaan Negara.

Gerakan Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII) bertujuan untuk menjadikan Republik Indonesia sebagai sebuah negara yang menerapkan dasar Agama Islam sebagai dasar negara. Proklamasi Negara Islam Indonesia (NII) menyatakan bahwa hukum yang berlaku di Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam, dengan hukum tertinggi Al-Qur'an dan Hadist.

Gerakan ini didirikan pada 7 Agustus 1949 oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di sebuah desa di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Setelah Sekarmadji ditangkap oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan dieksekusi pada tahun 1962, gerakan Darul Islam menjadi terpecah.

Tujuan Pemberontakan DII/TII

Pemberontakan DI/TII dimaksudkan untuk mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengambilan kekuasaan dari pemerintah sah. Alasan pemberontakan berasal dari ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.

Di Jawa Barat, Kartosuwiryo membentuk DI/TII sebagai bentuk protes dan ketidakpuasannya atas persetujuan Renville dengan Belanda yang membuat Indonesia belum mampu sepenuhnya lepas dari penjajahan Belanda. Di Jawa Tengah, alasan identik dengan Jawa Barat, yaitu ketidakpuasan daerah akan persetujuan Renville yang dianggap merugikan bangsa Indonesia.

Di Sulawesi Selatan, pemberontakan terjadi karena ditolaknya bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Di Kalimantan Selatan, pemberontakan dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat dan keinginan untuk bergabung dengan Negara Islam Indonesia.

Di Aceh, pemberontakan disebabkan kekecewaan terhadap Soekarno yang ingkar bahwa Aceh akan dijadikan daerah istimewa dengan hak untuk menjalankan syariat Islam tersendiri .

Pemberontakan DII/TII di Berbagai Wilayah.

1.Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII dimulai pada Februari 1948. Kartosuwiryo mendirikan Negara Islam Indonesia dan Tentara Islam Indonesia (TII) untuk melawan Belanda dan pemerintah Republik Indonesia. Pemberontakan ini berlangsung selama beberapa tahun dan baru dapat dipadamkan pada tahun 1962.

2.Jawa Tengah

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah pada tahun 1949. Pemberontakan ini dapat dipadamkan dengan pembentukan pasukan khusus bernama Banteng Raider.

3.Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Muhammad Daud Beureueh pada tahun 1953. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh penurunan status Aceh menjadi karesidenan dan keinginan untuk bergabung dengan Sumatera Utara. Pemberontakan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1962 setelah tercapainya kesepakatan antara pemerintah dan Aceh.

4.Sulawesi Selatan

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar dengan nama Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Pemberontakan ini terjadi karena KGSS ditolak bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Pemberontakan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1965 setelah Kahar Muzakar ditembak mati.

5.Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar dengan kelompoknya bernama Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT). Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat dan keinginan untuk bergabung dengan Negara Islam Indonesia. Pemberontakan ini dapat dipadamkan pada tahun 1963 setelah Ibnu Hajar ditangkap dan dihukum mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun