Indonesia adalah negara yang kaya dengan kebudayaan dan suku atau etnis. Etnis yang ada di Indonesia sangat beragam baik pribumi ataupun non pribumi. Salah satu etnis non pribumi yang cukup dominan keberadaannya adalah etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa ada di Indonesia sudah sejak awal masehi. Karena pada saat itu, pribumi sudah melakukan kontak perdagangan dengan Etnis Tionghoa. Kontak perdagangan yang terjadi antara etnis Tionghoa dengan pribumi bisa dibuktikan melalui penemuan benda-benda keramik, gerabah dan lain sebagainya. Hal ini diperkuat dengan datangnya Laksamana Cheng Ho pada abad ke-14. Karena sibuknya jalur lalu lintas di Pelabuhan Malaka dan hubungan etnis Tionghoa dengan pribumi sudah sangat erat, sehingga banyak etnis Tionghoa yang menetap di Nusantara dan membagun pemukiman-pemukiman etnis Tioghoa.
 Kedatangan etnis Tionghoa sangat berpengaruh dalam aspek ekonomi di Nusantara. Karena, pada abad ke-16 etnis Tionghoa sudah mempunyai peran dalam perdagangan Internasional antara India-Indonesia dan Tiongkok-Indonesia. Peran etnis Tionghoa di dalam dalam perdagangan di negara Indonesia sendiri berada pada sistem distribusi dari desa ke kota maupun kota ke desa. Pada umumnya profesi etnis Tionghoa yang datang ke Nusantara adalah para pedagang, tukang kayu, petani, nelayan, pandai besi, tukang batu, dan buruh pekerja.
 Hegemoni dan eksistensi etnis Tionghoa di Indonesia, disebabkan oleh beberapa faktor: Pertama: etnis Tionghoa memiliki etos kerja yang tinggi, giat, ulet, tekun dan rajin. Kedua, mempunyai modal yang cukup, serta mendapat dukungan dari Belanda dengan diadakannya aturan Passenstelsel dan Wijkenstelsel. Ketiga, kebijakan pada zaman Orde Baru, dimana Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan yang mementingkan dan mengarahkan etnis Tionghoa dalam bidang ekonomi. Jadi, secara tidak langsung perspektif masyarakat sudah terbentuk bahwa etnis Tionghoa yang menguasai perekonomian di Indonesia, karena dilihat dari sejarah bahwa etnis Tionghoa memiliki kedudukan yang cukup tinggi dibandingkan dengan masyarakat lokal.
 Salah satu daerah yang memiliki pengaruh etnis Tionghoa di bidang perdagangan adalah di Kabupaten Bondowoso. Bondowoso adalah salah satu kota atau kabupaten di wilayah Jawa Timur yang mempunyai pasar Induk Bondowoso sebagai pusat perdagangan di kota Bondowoso. Pasar induk Bomdowoso adalah pasar yang letaknya sangat strategis, karena berada di dekat pemerintahan dan alun-alun.Â
Etnis Tionghoa di pasar induk Bondowoso berdagang di tempat yang strategis pula, dimana etnis Tionghoa berdagang di pinggir jalan besar serta pasar ini adalah tempat yang heterogen dari berbagai tempat. Etnis Tionghoa di Bondowoso kebanyakan bermatapencaharian sebagai pedagang. Etnis Tionghoa yang cukup dominan dalam menguasai perdagangan bisa dilihat pada Pasar Induk Bondowoso. Etnis Tionghoa di Pasar Induk Bondowoso kebanyakan berdagang di bidang pasar modern, seperti fashion, kebutuhan pokok, dan alat elektronik. Penyebab etnis Tionghoa berdagang di bidang fashion, kebutuhan pokok, dan alat elektronik, karena semua hal tersebut adalah kebutuhan utama masyarakat Bondowoso.
 Kegiatan ekonomi etnis Tionghoa di Indonesia juga mempengaruhi kegiatan ekonomi di daerah. Pengaruh etnis Tionghoa di bidang ekonomi di daerah lokal menyumbang kontribusi yang berbeda di setiap daerah. Salah satu daerah yang memiliki pengaruh etnis Tionghoa di bidang perdagangan adalah di Kabupaten Bondowoso. Bondowoso adalah salah satu kota atau kabupaten di wilayah Jawa Timur yang mempunyai pasar Induk Bondowoso sebagai pusat perdagangan di kota Bondowoso. Pasar induk Bomdowoso adalah pasar yang letaknya sangat strategis, karena berada di dekat pemerintahan dan alun-alun. Etnis Tionghoa di pasar induk Bondowoso berdagang di tempat yang strategis pula, dimana etnis Tionghoa berdagang di pinggir jalan besar serta pasar ini adalah tempat yang heterogen dari berbagai tempat. Etnis Tionghoa di Bondowoso kebanyakan bermatapencaharian sebagai pedagang. Etnis Tionghoa yang cukup dominan dalam menguasai perdagangan bisa dilihat pada Pasar Induk Bondowoso. Etnis Tionghoa di Pasar Induk Bondowoso kebanyakan berdagang di bidang pasar modern, seperti fashion, kebutuhan pokok, dan alat elektronik. Penyebab etnis Tionghoa berdagang di bidang fashion, kebutuhan pokok, dan alat elektronik, karena semua hal tersebut adalah kebutuhan utama masyarakat Bondowoso.
 Bondowoso adalah salah satu Kabupaten yang berada di wilayah provinsi Jawa Timur. Letak ibu kota berada di Kecamatan Bondowoso. Kabupaten Bondowoso berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten lainnya, diantaranya ialah:
Bagian timur: Kabupaten Banyuwangi
Bagian barat: Kabupaten Probolinggo
Bagian utara: Kabupaten Situbondo
Bagian selatan: Kabupaten Jember
 Saat ini, Bondowoso dipimpin oleh Bupati Drs. KH. Salwa Arifin dan wakilnya H. Irwan Bachtiar Rachmat SE, M.Si. Pada tahun 2020 populasi penduduk mencapai pada angka 776.151 jiwa dan kepadatan penduduk sampai 498/km2. Penduduk kabupaten Bondowoso mayoritas beragama Islam sebanyak 98,76%, Kristen 0,60%, Protestan 0,46%, Katolik 0,14%, Buddha 0,04%, Hindu 0,02%, Konghucu 0,01% dan Lainnya 0,57%. Bahasa Madura adalah bahasa yang mayoritas digunakan oleh penduduk kabupaten Bondowoso, karena penduduk kabupaten Bondowoso mayoritas berasal dari Madura. penduduk kabupaten Bondowoso Selain dari Madura, penduduk kabupaten Bondowoso juga berasal dari etnis Jawa, India, bangsa Arab dan Tionghoa.
 Kabupaten Bondowoso mempunyai luas wilayah 1.560,10 KM2. Wilayah kabupaten Bondowoso hanya bisa dilalui jalur provinsi antara Bondowoso -- Situbondo dan Bondowoso -- Jember. Kabupaten Bondowoso termasuk dalam wilayah "Tapal Kuda" yang tidak memiliki laut. Namun, kabupaten Bondowoso dikelilingi oleh gunung, diantaranya ialah: gunung Kendeng Utara dengan puncak gunung Raung, gunung Ijen dan Gunung Widodaren disebelah Timur, gunung Hyang puncaknya gunung Argopuro, gunung Krincing dan Gunung Kilap dibagian Barat, dan dibagian Utara dengan gung Alas Sereh,Gunung Biser dan Gunung Bendusa. Sehingga udara di kabupaten Bondowoso sejuk.
 Sistem mata pencaharian di Bondowoso sangat beragam. Namun, mata pencaharian yang utama ialah di sektor pertanian, yang lainnya ialah wiraswasta, tukang bangunan PNS dan pedagang. Dalam sektor perdagangan terdapat satu Pasar yang menjadi pusat perbelanjaan di Kabupaten Bondowoso, yakni pasar Induk Bondowoso. Di pasar Induk Bondowoso terdapat pedagang dari berbagai etnis, seperti Arab, India, Jawa, Madura dan Tionghoa. Pedagang yang berasal dari etnis Tionghoa adalah pedagang yang mendominasi Pasar Induk Bondowoso.
 Dalam Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, dipaparkan bahwa pasar ialah tempat bagi orang-orang yang melakukan proses jual beli barang. Pasar Induk Bondowoso adalah tempat yang digunakan untuk melakukan proses jual beli barang. Letak Pasar Induk Bondowoso berada di Jalan Kali Nangkaan Dabasah Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur.Â
Pasar Induk Bondowoso terdapat dua jenis jenis pasar, yaitu yang tradisional dan modern., diataranya ialah:
 Pasar Tradisional
 Pasar tradisional ialah tempat yang digunakan untuk melakukan proses jual beli barang yang menggunakan sistem tawar menawar dalam proses jual beli. Pasar tradisional adalah pasar yang lebih mengarah kepada semua lapisan masyarakat, meskipun lebih dikhususkan pada masyarakat golongan mengengah dan bawah. Pasar tradisional lebih identik dengan pasar yang kumuh dan kotor.
 Ciri-ciri pasar tradisional, yaitu: pertama, dalam proses jual beli di pasar tradisional menggunakan sistem tawar menawar. Kedua, tempat yang berbeda namun sama dengan yang lainnya. Ketiga, barang yang diperdagangkan adalah barang local seperti hasil pertanian. Kelebihan pasar tradisional ialah: a). proses jual beli yang tidak membutuhkan perantara, b). pembeli mendapatkan kepuasan dalam proses tawar menawar, c). lokasi pasar tradisional yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat desa.
 Pasar Modern
 Pasar modern adalah pasar yang biasanya berbentuk mall, departemen store, supermaket, dan shopping center yang dikelola dengan sistem yang modern. Ciri-ciri pasar modern, yaitu: pertama: tidak terjadi proses tawar menawar. Kedua, karena sudah tetera label harga dalam suatu barang-barang yang dijual memiliki kualitas yang baik dengan pengemasan yang rapi. Ketiga, memiliki pelayanan yang baik terhadap pembeli. Keempat, selalu memperhatikam kebersihan. Kelima, pembayaran yang dilakukan di kasir. Pasar modern di pasar Induk Bondowoso dikuasai oleh etnis Tionghoa seperti dengan ciri-ciri pasar modern diatas.
 Pasar adalah tempat untuk melakukan proses jual beli. Pasar Induk Bondowoso adalah pasar yang digunakan untuk proses jual beli barang, baik pasar tradisional maupun pasar modern. Kegiatan perekonomian di Pasar Induk Bondowoso menunjukkan bahwa ada hegemoni antar pedagang dari entis Tionghoa dengan penduduk lokal. Etnis Tionghoa berdagang di tempat yang sangat cocok strategis dan dipasar yang modern, serta eksistensi etnis Tionghoa sampai saat ini.
 Penduduk di kota Bondowoso terdapat penduduk asli (Pribumi) dan pendatang (non pribumi) yang mempunyai keberagaman dari perbedaan etnis, kepercayaan, budaya, dan lain-lain. Akan tetapi keberagamaan itu sampai sekarang tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat Bondowoso. Kedua penduduk tersebut telah lama hidup bersama, melakikan kegiatan perkawinan campuran, berasimilasi dan berakulturasi antar budaya. Penduduk non pribumi menyesuaikan kebudayaan kehidupan sosial mereka dengan kebudayaan kota Bondowoso dan kehidupan sosial penduduk kota Bondowoso.
Penduduk non pribumi berasal dari bermacam-macam etnis seperti suku Jawa, Arab, India dan etnis Tionghoa. Masyarakat tionghoa yang pada umumnya memiliki profesi sebagai pedagang. Terlebih lagi etnis tionghoa dengan segala karakter budayanya telah datang dan tinggal terutama di kota Bondowoso.Â
Sistem sosial yang berbeda dan menonjol sudah mendukung mereka bisa berbaur dengan penduduk Bondowoso. Dengan didukung keahlian dalam hal berdagang sudah menjadikan mereka menonjol di bidang perekonomian terutaman dalam hal perdagangan baik di lingkungan lokal maupun nasional. Masyarakat etnis Tionghoa memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian di kota Bondowoso. Tertulis bahwa etnis Tionghoa yang memiliki profesi sebagai pedagang atau oembusnis di kota Bondowoso yang telah merambat ke semua usaha perekonomian mulai dari pedagang, petani, pembisnis, dan pengusaha lain-lainnya.Â
Itupun dengan budaya pribumi mereka yang telah dapat berbaur dan menyesuaikan diri dengan budaya lokal Bondowoso sehingga menambahkan keberagaman budaya-budaya yang sangat berkembang di Bondowoso. Begitu pula dengan budaya masyarakat Tionghoa seperti sistem kekerabatannya dari berbagai suku etnis Tionghoa.Â
Masyarakat Tionghoa di kota Bondowoso memiliki dua bagian yaitu pertama mereka yang berpegang teguh atas kebudayaan mereka sendiri yakni kebudayaan Tionghoa dan mereka masih memiliki keinginan untuk pulang ke Tionghoa serta mereka hanya meiliki tujuan dalam bidang perekonomian saja sehingga tidak mau terlalu menyatu dengan penduduk pribumi Bondowoso. Kedua mereka yang beranggapan bahwa Indonesia adalah tanah air mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H