Ketika seseorang melakukan gerakan tahiyat akhir, duduknya menyerong ke kanan membuat kepala terlihat seperti huruf mim, sedangkan bagian belakangnya seperti huruf ha, posisi kaki seperti huruf mim, dan jika dilihat dari hadap samping seperti huruf dal.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa hal tersebut tidak ada dasarnya yaitu tidak disebutkan dalam al-Quran, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, dan tidak pernah diamalkan oleh para sahabat. Hal ini murni dari pemikiran nenek moyang atau orang-orang terdahulu dari kita yang mungkin mencocokkan dan kebetulan cocok. Sejatinya salat berfungsi untuk mengingat dan memuji allah, hanya diperuntukkan kepada allah SWT. Jika salat membentuk kata ahmad yang digunakan untuk mengagungkan nabi Muhammad SAW dalam tiap salat, maka hal itu termasuk syirik kepada allah. Demikianlah sedikit ulasan mengenai isi manuskrip Pekerjaan di Dunia ini atas Selaapan Perkara yang menyebutkan bahwa gerakan salat ternyata membentuk lafaz Ahmad dan Muhammad. Wallahu a'lam bishawab.
Referensi
British Library. 2008. Endangered manuscripts of Western Sumatra. Collections of Sufi brotherhoods (EAP205). Diakses dari https://eap.bl.uk/project/EAP205
Nadiarti dan Abdul Salam. 2022. Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Lubuk Landur Tahun 1990-2020. Kronologi, Volume 4, No. 2: Hal. 386-412
Pekerjaan di dunia ini atas selaapan perkara, 'The duties of this world in eight headings' [c 1941]"Pekerjaan di dunia ini atas selaapan perkara, 'The duties of this world in eight headings' [c 1941]", British Library, EAP205/1/1. Diakses dari https://eap.bl.uk/archive-file/EAP205-1-1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H