Manuskrip atau naskah kuno merupakan peninggalan dari sebuah peradaban yang berisi ide dan pemikiran orang zaman dahulu secara tradisional. Orang zaman dahulu cenderung memiliki pemikiran yang lebih luas, contohnya adalah mereka dapat menafsirkan sesuatu dengan mengaitkan kedua hal yang dianggap berhubungan. Pernahkah terpikir sebelumnya bahwa gerakan yang ada dalam salat ternyata membentuk lafaz Muhammad ?. Pemikiran unik tersebut ditemukan dalam sebuah naskah kuno surau al-Amin Sumatera Barat yang diperkirakan telah berumur 82 tahun. Hal ini tentu sangat menarik untuk dikaji agar kita dapat mengetahui dan memahami gambaran yang dimaksud dalam manuskrip.
Manuskrip ini berjudul Pekerjaan di Dunia ini atas Selaapan Perkara diambil dari website British Library pada proyek Sumatera Barat katalog Surau al-Amin Kumpulan Teks Sufi. Sedangkan tempat penyimpanan asli manuskrip ini berada di Surau al-Amin di Pasaman Barat, Sumatera Barat yang dikelola oleh Syekh H. Syaiqul Ikhwan. Manuskrip atau naskah ini ditulis tangan pada kertas modern putih bergaris berukuran 22 x 34 cm dan teksnya berukuran 19 x 29 cm. Adapun jumlah lembarnya ada 19 lembar.
Tulisan pada manuskrip ini cenderung kecil tetapi masih cukup jelas. Jenis tulisan yang digunakan pada naskah ini adalah Arab Jawi, yaitu hurufnya Arab dan bahasanya Melayu. Warna tinta yang digunakan adalah hitam dan juga biru. Kondisi fisiknya masih terbilang bagus hanya saja pewarnaannya yang pudar dan bernoda seperti bercak coklat. Syaikh Abdul Majid dari Lubuk Lundur menuangkan pemikirannya pada tahun 1360 (1941-1942 M). Keterangan tersebut diperoleh pada label sampul belakang yang bertuliskan "Inilah keterangan surat buku besar saya empunya atau memiliki gelar serta nama Syaikh Abdul Majid Lubuk Lundur adanya sanat 1360".
Dalam manuskrip ini terdapat beberapa bahasan yaitu ada nasihat delapan perkara mengenai pekerjaan di dunia ini seperti; akal, ilmu, cerdik, cendekia, arif, budiman, bijaksana, dan berbudi. Kemudian terdapat bahasan mengenai dua puluh sifat wajib dan dua puluh sifat mustahil, serta rukun sembahyang tiga belas perkara.
Namun, fokus yang ingin dibahas kali ini adalah tentang gerakan salat yang ada di bagian rukun sembahyang tiga belas perkara. Berikut adalah cuplikan transliterasi isi teks:
Kutipan awal teks
pertama berdiri betul - niat - takbiratul ihram - fatihah - ruku' - i'tidal - sujud - duduk antara dua sujud - duduk tahiyat akhir - sholawat akan nabi - tahiyat akhir - salam - yang pertama tertib. rukun tiga belas itu dikerjakan dengan sebatang tubuh...
Â
Kutipan akhir teks
...maka dimulai dari berdiri betul sampai kepada duduknya ahmad artinya menukir nama dalam sembahyang satu rakaat demikianlah saban2 rokaat dan duduk pula tahiyat akhir membentu' diri nyerong kanan hikmahnya duduk itu kepala jadi belakang jadi - kaki jadi hadapan jadi maka hurufnya Â
Dalam teks manuskrip tersebut memuat pemikiran Syaikh Abdul Majid tentang gerakan utama salat yang mencakup berdiri, ruku', sujud, dan duduk itu menyerupai lafaz Ahmad (), kemudian gerakan tahiyat akhir membentuk lafaz Muhammad (). Maka dari itu, penulis mencoba untuk memvisualisasikan pemikiran tersebut dengan gambar ilustrasi agar mudah dipahami. Berikut adalah penggambarannya:
Berdiri Membentuk Huruf Alif
Disebutkan bahwa pada saat seseorang memulai salat dan dalam gerakan salatnya adalah berdiri, maka postur tubuh orang tersebut membentuk huruf alif (). Jika divisualisasikan kurang lebih akan terlihat seperti ini:
Ruku' Membentuk Huruf Ha
Selanjutnya disebutkan dalam manuskrip bahwa gerakan ruku'Â membentuk layaknya huruf ha (). Ketika melakukan gerakan ruku', seseorang akan membungkukkan tubuh, menundukkan kepala, dan meletakkan kedua tangan di atas lutut. Postur tubuh saat itu membentuk layaknya huruf ha (). Jika divisualisasikan akan terlihat seperti ini:
Sujud Membentuk Huruf Mim
Diterusi oleh gerakan sujud yang disebutkan dalam manuskrip adalah huruf mim (). Seperti yang kita ketahui bahwa sujud itu menyentuhkan dahi, telapak tangan, dan lutut ke tempat sujud. Postur tubuh akan membentuk layaknya huruf mim (). Jika divisualisasikan kurang lebih akan terlihat seperti ini:
Duduk di antara Dua Sujud Membentuk Huruf Dal
Kemudian gerakan berikutnya setelah bangun dari sujud adalah gerakan duduk di antara dua sujud. Sebagaimana yang termuat dalam manuskrip bahwa gerakan ini seperti membentuk huruf dal (). Jika divisualisasikan maka akan terlihat seperti ini:
Maka, jadilah setiap satu rakaat dalam salat telah mengukir nama Ahmad () dimulai dari berdiri hingga duduk. Kemudian dalam manuskrip juga terdapat pemikiran bahwa duduk tahiyat akhir membentuk lafaz Muhammad (). Penulis mencoba menggambarkan pemikiran tersebut dengan ilustrasi lagi, Berikut penggambarannya:
Ketika seseorang melakukan gerakan tahiyat akhir, duduknya menyerong ke kanan membuat kepala terlihat seperti huruf mim, sedangkan bagian belakangnya seperti huruf ha, posisi kaki seperti huruf mim, dan jika dilihat dari hadap samping seperti huruf dal.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa hal tersebut tidak ada dasarnya yaitu tidak disebutkan dalam al-Quran, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, dan tidak pernah diamalkan oleh para sahabat. Hal ini murni dari pemikiran nenek moyang atau orang-orang terdahulu dari kita yang mungkin mencocokkan dan kebetulan cocok. Sejatinya salat berfungsi untuk mengingat dan memuji allah, hanya diperuntukkan kepada allah SWT. Jika salat membentuk kata ahmad yang digunakan untuk mengagungkan nabi Muhammad SAW dalam tiap salat, maka hal itu termasuk syirik kepada allah. Demikianlah sedikit ulasan mengenai isi manuskrip Pekerjaan di Dunia ini atas Selaapan Perkara yang menyebutkan bahwa gerakan salat ternyata membentuk lafaz Ahmad dan Muhammad. Wallahu a'lam bishawab.
Referensi
British Library. 2008. Endangered manuscripts of Western Sumatra. Collections of Sufi brotherhoods (EAP205). Diakses dari https://eap.bl.uk/project/EAP205
Nadiarti dan Abdul Salam. 2022. Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Lubuk Landur Tahun 1990-2020. Kronologi, Volume 4, No. 2: Hal. 386-412
Pekerjaan di dunia ini atas selaapan perkara, 'The duties of this world in eight headings' [c 1941]"Pekerjaan di dunia ini atas selaapan perkara, 'The duties of this world in eight headings' [c 1941]", British Library, EAP205/1/1. Diakses dari https://eap.bl.uk/archive-file/EAP205-1-1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H