2. Menjaga Kebersihan Batin: Mengurangi pergaulan yang tidak penting menunjukkan pentingnya fokus pada hal-hal yang benar-benar membawa manfaat, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan.
3. Berdoa dengan Sungguh-sungguh: Menunjukkan keyakinan pada kekuatan spiritual sebagai pendukung dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Martabat Manusia
Mangkunegaran IV membagi martabat manusia menjadi tiga aspek penting:
1. Wiryo (Keluhuran): Menunjukkan keutamaan moral, seperti integritas, kejujuran, dan kemampuan menjaga kehormatan. Pemimpin dengan wiryo dihormati oleh masyarakat karena keteladanan dan kebijaksanaannya.
2. Arto (Kekayaan): Kekayaan di sini tidak hanya merujuk pada materi, tetapi juga sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan. Pemimpin harus mampu mengelola kekayaan secara adil untuk kesejahteraan masyarakat.
3. Winasis (Ilmu Pengetahuan): Pengetahuan adalah modal penting bagi pemimpin untuk membuat keputusan yang benar dan membawa perubahan positif.
Ketiga martabat ini saling melengkapi. Pemimpin yang baik harus memiliki keluhuran moral, mampu mengelola sumber daya, dan berilmu.
Nilai-Nilai Kepemimpinan Dari Serat Tripama
Serat Tripama adalah salah satu karya sastra Jawa klasik yang memuat ajaran-ajaran kepemimpinan yang relevan hingga saat ini. Karya ini menyoroti keteladanan tiga tokoh pewayangan, yaitu Bambang Sumantri (Patih Suwanda), Kumbakarna, dan Adipati Karna. Ketiga tokoh ini menjadi simbol utama bagi nilai-nilai kepemimpinan yang luhur, yang melibatkan pengorbanan, keberanian, cinta tanah air, dan kesetiaan terhadap janji. Berikut adalah uraian lebih dalam mengenai nilai-nilai kepemimpinan yang tercermin dalam Serat Tripama: