Mohon tunggu...
Zaidan Akram Ruslani
Zaidan Akram Ruslani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010082 | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS |

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

28 November 2024   15:16 Diperbarui: 28 November 2024   15:16 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Mulur:
Merupakan simbol keinginan manusia yang sering kali berlebihan, seperti mengejar jabatan, kekuasaan, atau materi. Ketika keinginan ini terus meningkat tanpa batas, ia dapat mendorong seseorang pada kerakusan dan melupakan moralitas. Dalam konteks korupsi, mulur adalah akar dari perbuatan tidak jujur.

2. Mungkrete:
Sebaliknya, ketika gagal memenuhi keinginan, seseorang dapat merasa kecewa, menyusut, atau merasa rendah diri. Kondisi ini menegaskan pentingnya memahami bahwa semua keadaan sifatnya sementara (sementara) dan tidak ada yang kekal.

3. Makna Filosofis:
Ki Ageng menegaskan bahwa manusia memiliki "rasa sama," yakni kesadaran bahwa kebahagiaan tidak ditemukan dalam hal-hal eksternal tetapi dalam keseimbangan internal. Prinsip Enam "SA" kembali menjadi dasar untuk mengelola mulur dan mungkrete.

Modul Prof. Apollo
Modul Prof. Apollo

Waspada terhadap Sifat Buruk: Cermin bagi Pencegahan Korupsi

Ki Ageng juga menyoroti empat sifat buruk manusia yang harus diwaspadai, yaitu:

1. Meri (iri hati): Menimbulkan kebencian terhadap keberhasilan orang lain dan memicu ketidakadilan.

2. Pambegan (sombong): Sifat ini mendorong seseorang untuk merendahkan orang lain, sering kali menjadi awal dari penyalahgunaan kekuasaan.

3. Getun (kecewa pada keadaan terjadi): Ketidakpuasan ini sering kali membuat seseorang tidak mensyukuri apa yang dimiliki dan melupakan nilai keadilan.

4. Sumelang (kekhawatiran pada sesuatu yang belum terjadi): Kekhawatiran berlebihan ini dapat memicu keputusan yang tidak bijak.

Dampaknya: Jika sifat-sifat buruk ini dibiarkan, maka akan menciptakan:

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun