4. Kehidupan Pribadi
Individu dapat menerapkan prinsip Sa-penake untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Pangawikan Pribadi
Pangawikan pribadi adalah proses memahami diri sendiri, baik dalam hal kebutuhan, rasa, maupun hakekat keberadaan diri. Frasa "Saiki, ing kene, lan ngene" atau "sekarang, di sini, begini" menegaskan pentingnya kesadaran akan realitas saat ini, tanpa terjebak pada keinginan masa depan atau penyesalan masa lalu.
Pangawikan pribadi bertujuan untuk mengendalikan keinginan manusia dalam tiga dimensi utama:
1. Semat (kekayaan, keenakan, kesenangan):
Kekayaan sering kali menjadi sumber godaan bagi manusia untuk bertindak serakah. Dengan pengendalian diri, seseorang dapat membatasi keinginannya pada hal-hal yang benar-benar penting, tanpa tergoda untuk mengejar harta benda secara berlebihan.
2. Derajat (keluhuran, kemuliaan, kebanggaan):
Banyak orang terjebak pada pencarian status atau pengakuan dari orang lain. Pangawikan pribadi mengajarkan manusia untuk tidak menjadikan kebanggaan atau penghormatan dari orang lain sebagai tujuan utama hidup.
3. Kramat (status sosial: kekuasaan, kepercayaan, disegani, dipuji-puji):
Keinginan untuk dihormati, dipercaya, atau memiliki kekuasaan dapat mendorong perilaku yang merugikan orang lain. Dengan pengendalian diri, seseorang dapat melepaskan hasrat terhadap status sosial dan hidup dengan lebih tulus.
Mulur dan Mungkrete: Keinginan dan Keseimbangan Diri
Ki Ageng Suryomentaram memahami bahwa manusia sering dihadapkan pada dua keadaan emosional, yaitu "mulur" (keinginan untuk terus meningkat tanpa batas) dan "mungkrete" (perasaan tertekan atau mengecil ketika keinginan tidak tercapai).