Pengaruh budaya populer, terutama media, film, musik, dan literatur, sering kali memperkuat preferensi penggunaan bahasa Inggris di kalangan masyarakat. Istilah atau frasa dalam bahasa Inggris seringkali diadopsi langsung tanpa dicari padanan kata dalam bahasa Indonesia karena terasa lebih umum atau lebih akrab di telinga masyarakat. Media dan hiburan sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bagian dari gaya atau citra modern dan global, menciptakan kesan bahwa penggunaan bahasa Inggris adalah simbol modernitas, trendi, dan koneksi dengan budaya global.
Film, acara televisi, dan musik dari luar negeri umumnya menggunakan bahasa Inggris, yang kemudian dapat mempengaruhi preferensi penonton atau pendengar untuk mengadopsi istilah-istilah bahasa Inggris tersebut. Dalam beberapa kasus, bahkan saat terdapat padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk istilah tersebut, penggunaan bahasa Inggris tetap dipilih karena memiliki daya tarik tersendiri dalam konteks budaya populer global.
Ini mengakibatkan istilah-istilah bahasa Inggris menjadi lebih umum digunakan daripada padanan kata bahasa Indonesia, terutama di kalangan yang lebih muda atau yang terpapar lebih banyak dengan media asing. Kesinambungan penggunaan bahasa Inggris dalam budaya populer membantu dalam mempertahankan dan memperkuat dominasi istilah asing di antara masyarakat, menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya dan komunikasi sehari-hari.
Pola pikir yang berkembang di masyarakat terkadang mendorong penggunaan bahasa asing. Terutama dalam lingkungan pendidikan, pemakaian istilah bahasa Inggris dianggap sebagai prestise atau menunjukkan keterkini-an dalam dunia global yang terhubung erat.
Ketidakfamiliaran ini juga mencerminkan dinamika bahasa yang terus berubah. Bahasa hidup dan selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Penggunaan kosakata bahasa asing yang meresap ke dalam bahasa Indonesia adalah refleksi dari evolusi bahasa dalam mengakomodasi perubahan dan perkembangan di berbagai bidang.
Padanan kata bahasa Inggris yang terasa asing dalam bahasa Indonesia mengakibatkan kebingungan di kalangan masyarakat. Pengaruh globalisasi, perkembangan teknologi, preferensi penggunaan bahasa, dan perubahan pola pikir masyarakat memainkan peran dalam fenomena ini.
Kita sebagai generasi penerus bangsa, anak bangsa yang dilahirkan di tanah air Indonesia. Meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia menjadi tanggung jawab kita bersama. Namun, bukan berarti kita menolak dan menyingkirkan bahasa asing. Kita harus memegang teguh  Trigatra Bangun Bahasa yaitu utamakan bahasa Indonesa, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
#SalamBahasaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H