Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Ratus Enam Puluh Lima Hari

31 Januari 2021   18:42 Diperbarui: 31 Januari 2021   18:51 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nida dan bulik Mar memperhatikan ibu. Apakah ada perkembangan dalam bergerak atau belum.

***

Nida memang pada akhirnya yang pokok menjaga ibu dari hari pertama hingga hampir satu bulan lamanya di rumah sakit. Kakak-kakaknya hanya datang menjenguk dan menemani sampai jelang sorw. Ya, maklum. Sudah punya anak. Dan anak-anaknya masih kecil.

Tetapi Nida menikmati proses ibunya dari proses nol hingga ibu bisa makan dan diterapi. Dilatih duduk hingga berdiri. 

Terapi-terapi itu dilakukan jelang ibunya Nida pulang dari rumah sakit. Ibunya yang segera ingin pulang sangat bersemangat untuk menjalani terapi.

Nida sendiri juga dilatih untuk dapat memberikan terapi mandiri selama di rumah nantinya. Nida memperhatikan bagaimana terapis itu melatih ibunya.

Dan alhamdulillah jelang Ramadhan tahun 2012 ibunya Nida dapat menikmati Ramadhan di rumah. Meski belum bisa menjalankan ibadah puasa. 

***

Nida menengadahkan tangannya di nisan ibunya.

"Ya Allah ya Rahman ya Rahim. Peluklah ibu dalam cinta-Mu. Ampuni setiap kesalahannya. Terimalah amal ibadahnya. Lapangkanlah kuburnya. Terangilah kuburnya. Jauhkanlah ibu dari siksa kubur ya, Allah. Kumpulkanlah ibu bersama orang-orang yang shalih. Dan tempatkanlah ibu di surga-Mu ya Allah.. Aamiin.."

Ya, setelah hampir delapan tahun ibunya Nida dalam keterbatasan karena stroke-nya, tepat di bulan Januari 2020 ibunda tercintanya menghadap Allah. Di saat beliau masih berpuasa. Dalam keadaan suci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun