Nida menganggukkan kepalanya. Sambil berpesan agar secepatnya memberitahukan kalau ada kamar VIP yang kosong.
"Ibumu dipindah lebih baik, Da. Agar ibumu nyaman. Tidak terganggu pasien lain. Yang menunggu juga nyaman.." kata bulik Mar.
"Soal duit bisa dicari. Tapi nyawa ibu lebih penting, Da.." kata bulik Mar lagi.Â
"Iya, bulik..", jawab Nida. Sudah tidak terpikirkan lagi biaya. Yang penting ibu lekas pulih. Hanya itu.
***
"Ibumu menggerakkan tangannya, Da.." kata bulik. O iya, ibu sudah pindah ruangan ke ruang VIP.Â
"Iya, bulik. Alhamdulillah.." ucap Nida penuh syukur.
Kami semalaman menjaga ibu. Mungkin karena kelelahan, Nida malah ketiduran. Bulik Mar yang tidak bisa tidur semalaman.
O iya, bulik Mar ini adik bungsu ibunya Nida. Adik yang paling dekat dengan ibunya Nida.
"Sesuk bulik mulih ya, Da.. Kowe dhewe sik le nunggu ibu.." kata bulik lagi ketika aku terbangun tengah malam.
"Iya, bulik.." kata Nida.