Kabupaten Karawang – Lakon sebagai bocah pengemis harus dilakukan Dimas, bukan nama sebenarnya, demi membantu keuangan orang tuanya. Setiap hari sepulang sekolah, anak berusia 12 tahun itu bergegas mengganti seragam sekolahnya dengan seragam pengemis, lalu turun ke jalan.
Di jalan, Dimas berkeliling sambil menjulurkan bekas bungkus permen kepada pejalan kaki dan pengemudi kendaraan bermotor. Siswa kelas 6 sekolah dasar itu berharap ada yang memasukkan uang ke dalam.
Dimas mengemis setiap hari di bilangan Plaza Cikampek – Sukaseuri dari pukul 3 sore hingga 10 malam. Dan jika kelelahan, Dimas biasanya duduk terdiam dipinggir jalan, menunggu orang-orang memberi uang.
Dimas tak sendiri. Pengemis cilik lainnya yaitu Bunga (bukan nama sebenarnya). Bunga juga mengaku, turun ke jalan untuk mengemis untuk membantu orang tua. “Kata orang tua capek kalau gak dibantuin,” ucap siswa kelas 5 SD itu.
Tidaklah sulit menemukan pengemis anak-anak di sekitaran jalan Plaza Cikampek-Sukaseuri. Memang lokasi ini menjadi tempat yang digemari anak-anak untuk mengemis, karena ramai dilalui warga Karawang.
Asal pengemis anak-anak yang mangkal di Plaza Cikampek-Sukaseuri tidak hanya berasal dari sekitaran lokasi. Bahkan beberapa pengemis anak-anak ada yang berasal dari luar Cikampek. Mereka kerap dibawa orang tuanya untuk mengemi, agar mendapat lebih banyak uang.
“Kalau misalkan rumahnya yang deket dari sini kaya parakan cijalu, mereka datangnya kesini jalan kaki, tapi kalau misalkan yang jauh kaya di jatisari mereka kesininya naik angkot,” kata Asep (27 tahun), pedagang yang mangkal di sekitaran Plaza Cikampek.
Biasanya, kata Asep, anak-anak yang menjadi pengemis karena orang tua mereka juga pengemis. Selain itu, faktor teman sebaya juga kerap mempengaruhi anak-anak menjadi pengemis di jalan.
Seringnya orang tua meminta anaknya menjadi pengemis, tergolong praktik eksploitasi anak. UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjelaskan larangan bagi pihak manapun, termasuk orangtua untuk mengeksploitasi anak, baik secara ekonomi atau seksual.