Mohon tunggu...
Zahra Davina Putri
Zahra Davina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Saya sangat suka membaca terutama hal-hal yang bersifat edukatif dan informatif, namun saya juga tertarik belajar menulis salah satunya menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Circle Pertemanan dalam Kehidupan Mahasiswa

17 November 2023   10:12 Diperbarui: 22 November 2023   00:30 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja adalah sebuah masa peralihan serta perubahan pola pikir dan perilaku dari masa kanak-kanak. Remaja dituntut untuk memiliki perilaku yang lebih dewasa, meninggalkan perilaku kanak-kanaknya karena dipandang tidak sesuai dalam kehidupan sosial remaja. 

Pada perkembangan emosionalnya yang masih labil, remaja juga memasuki masa yang mana mereka menjalin pertemanan yang lebih selektif.

Pada fase ini, remaja akan mulai memilih teman yang dirasa sefrekuensi dengan mereka, dan membentuk kelompok-kelompok tertentu yang dinamakan circle.

Dewasa ini istilah “Circle” dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang terbentuk dari adanya hobi/kesukaan yang sama, menjadikan mereka sebuah kelompok yang sefrekuensi dalam kegiatan kehidupannya. 

Istilah "Circle" digunakan dalam konteks pertemanan, berarti lingkaran ini mengacu pada kelompok atau pergaulan yang terbatas. 

Biasanya kelompok terbatas ini memiliki hobi dan tujuan yang sama. Bisa berupa kesukaan mengoleksi sesuatu, kelompok pecinta olahraga, tanaman, atau bahkan pertemanan karena penyuka kehidupan bebas.

Menurut Robin Dunbar, ahli Antropologi dan Psikologi asal Inggris, setiap individu hanya mampu menjaga hubungan dengan maksimal 150 orang. Jumlah tersebut akan terbagi beberapa lapis berdasarkan kedalaman emosionalnya.

Perlu hati-hati dalam memilih circle pertemanan karena bisa saja terjebak pada satu kebiasaan yang negatif. 

Karena sifatnya yang terbatas, biasanya pertemanan ini menyukai hal yang sama, dan bisa yang positif atau juga negatif. Contohnya seperti bergabung dengan kelompok aliran sesat atau berteman dengan geng yang memiliki pergaulan bebas. 

Namun seringkali, istilah circle ini sering di salah gunakan di kalangan siswa baik di kalangan mahasiswa karena berawal lingkaran pertemanan inilah yang bisa saja menjadi penyebab kita terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk. 

Jika kita lebih condong ke arah pergaulan yang baik dan membawa dampak positif bagi kita itu tidak apa-apa karena semua orang yang mempunyai lingkaran pertemanan berharap mempunyai pengaruh yang positif untuk kehidupan sehari-hari kita.

Di masa masa jenjang awal perkuliahan pastinya kita membutuhkan teman yang sefrekuensi dengan kita. 

Hal tersebut bisa menimbulkan kesalahan kita dalam pertemanan sehingga kita cenderung untuk memilih-milih teman yang dapat menimbulkan perspektif orang kepada kita bahwa kita memilih-milih dalam pertemanan dan tidak bersifat netral dalam memilih teman.

Dari hal tersebut, kita dapat melihat dari sudut pandang positif dan negatif. Di sudut pandang positif kita dapat menemukan teman yang sefrekuensi dengan kita merupakan suatu kelebihan atau keuntungan yang dapat kita rasakan yaitu hilangnya rasa canggung.

Ataupun, rasa menyinggung yang tidak sengaja kita lakukan atau ucapkan karena teman kita ini sudah paham sifat dan karakteristik kita bagaimana dan dapat memaklumi kita beperilaku seperti itu atau berucap seperti itu dengan tentunya menegur jika kita melakukan kesalahan dalam berperilaku ataupun ucapan.

Sedangkan, dari sudut pandang negatif kita bisa di sangka memilih-milih teman. Selain itu, orang akan mempunyai prasangka jika kita mempunyai circle hanya untuk senang-senang saja dan tidak menampakkan keseriusan kita dalam kuliah padahal yang namanya belajar itu tidak harus di umbar-umbarkan kepada orang seperti di upload ke media sosial seperti itu tidak perlu sebenarnya. 

Ada juga, yang mempunyai perspektif bahwa kita mempunyai circle hanya untuk membicarakan keburukan orang dan mengkritik orang tertentu saja.

Lalu apakah dampak dari circle pertemanan ini?

Sejauh ini, dampak yang timbulkan masih seimbang dalam artian banyak yang berdampak negative namun banyak juga yang berdampak negative. 

Jika dari dampak positif kitab isa menambah teman yang baik, menambah wawasan dari pengalaman yang mereka ceritakan, menambah pengalaman melalui kegiatan yang mereka lakukan dan mempelajari suatu hal yang baru yang bisa menambah value kita. 

Dampak negatifnya bisa saja kita terjerumus ke pergaulan bebas, menjadi individu yang egois, tidak mau berbaur dengan teman lainnya, dan bisa saja membuat kita boros karena sering keluar ke tempat-tempat mahal yang disebabkan rasa gengsi teman kita yang tinggi.

Solusi yang bisa di terapkan dalam kehidupan kita dalam memilih pertemanan ini yaitu, lebih baik kita bersikap netral dalam pertemanan dan mau berbaur dengan siapa saja itu tidak akan berdampak buruk ke kehidupan kita sehari-hari.

Cobalah untuk melakukan pendekatan dengan orang yang ada di lingkungan kita sehari-hari contohnya pengakraban diri kepada teman kelas yang baru.

Jangan bergantung dengan teman yang sudah bias akita ajak dalam kegiatan sehari-hari itu akan menambah perspektif orang terhadap kita bahwa kita hanya berteman dengan orang itu saja, dan cobalah untuk mengutarakan pendapat terhadap seseorng dari situ kita dapat menilai apakah orang ini bisa menerima pendapat orang lain atau tidak.

Istilah “circle” ini tidak akan merugikan atau bahkan menjerumuskan kita ke dalam pergaulan bebas kita harus bisa memilah-milah saja mana pertemanan yang buruk atau yang baik, karena di pertemanan juga akan berpengaruh kepada sisi kepribadian kita. 

Jika kita terlanjur terjerumus ke dalam pergaulan yng buruk maka kita bisa melepaskan diri secara perlahan kerena semua itu membutuhkan waktu dan prses tidak semua orang bisa berubah secara instan. 

Dan jika kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik dari pertemanan tersebut pertahakan, lebih bagus jika kita mengajak orang lain untuk kita rangkul Bersama kedalam petemanan yang bisa berdampak positif bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun