Remaja adalah sebuah masa peralihan serta perubahan pola pikir dan perilaku dari masa kanak-kanak. Remaja dituntut untuk memiliki perilaku yang lebih dewasa, meninggalkan perilaku kanak-kanaknya karena dipandang tidak sesuai dalam kehidupan sosial remaja.
Pada perkembangan emosionalnya yang masih labil, remaja juga memasuki masa yang mana mereka menjalin pertemanan yang lebih selektif.
Pada fase ini, remaja akan mulai memilih teman yang dirasa sefrekuensi dengan mereka, dan membentuk kelompok-kelompok tertentu yang dinamakan circle.
Dewasa ini istilah “Circle” dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang terbentuk dari adanya hobi/kesukaan yang sama, menjadikan mereka sebuah kelompok yang sefrekuensi dalam kegiatan kehidupannya.
Istilah "Circle" digunakan dalam konteks pertemanan, berarti lingkaran ini mengacu pada kelompok atau pergaulan yang terbatas.
Biasanya kelompok terbatas ini memiliki hobi dan tujuan yang sama. Bisa berupa kesukaan mengoleksi sesuatu, kelompok pecinta olahraga, tanaman, atau bahkan pertemanan karena penyuka kehidupan bebas.
Menurut Robin Dunbar, ahli Antropologi dan Psikologi asal Inggris, setiap individu hanya mampu menjaga hubungan dengan maksimal 150 orang. Jumlah tersebut akan terbagi beberapa lapis berdasarkan kedalaman emosionalnya.
Perlu hati-hati dalam memilih circle pertemanan karena bisa saja terjebak pada satu kebiasaan yang negatif.
Karena sifatnya yang terbatas, biasanya pertemanan ini menyukai hal yang sama, dan bisa yang positif atau juga negatif. Contohnya seperti bergabung dengan kelompok aliran sesat atau berteman dengan geng yang memiliki pergaulan bebas.
Namun seringkali, istilah circle ini sering di salah gunakan di kalangan siswa baik di kalangan mahasiswa karena berawal lingkaran pertemanan inilah yang bisa saja menjadi penyebab kita terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk.