Mohon tunggu...
Zahra Aliatu N
Zahra Aliatu N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi STIBA Ar Raayah Sukabumi, jususan Pendidikan Bahasa Arab.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan-perempuan Tonggak Peradaban Islam

13 Maret 2021   15:08 Diperbarui: 17 Maret 2021   14:15 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda mendengar bahwa perempuan adalah tonggaknya negeri atau bahkan tonggaknya peradaban? Yang bilamana para perempuan di dalamnya rusak, maka rusak pula lah negeri atau peradaban tersebut? Tentu pernyataan ini cukup familiar di telinga banyak orang. Tapi, apakah anda tahu mengapa pernyataan tersebut bisa muncul? 

Oleh karena itu, pada kesempatan  ini kita akan membahas tentang peran-peran perempuan yang mempengaruhi tegaknya peradaban Islam, bahkan tonggak peradaban ini.

Jika kita membaca kembali kilas balik sejarah suatu peradaban ataupun suatu bangsa, tentu kita akan menemukan beberapa faktor penting yang meyebabkan kemajuan atau kemundurannya. Dan jika kita teliti kembali, dibalik faktor-faktor tersebut terdapat peran penting para perempuan di masa itu, baik dari para ibu, istri, maupun para anak perempuan.

Pada masa sebelum kedatangan Islam, para perempuan sudah memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh kultur yang terdapat pada bangsa Arab, yaitu syair-syair jahiliyyah yang dilantunkan para ibu dan juga para istri yang ditujukan kepada para lelaki, baik suami  ataupun anak-anak mereka agar selalu bersemangat dalam bekerja dan selalu memenangkan peperangan. 

Dan sebagaimana kita tahu, bahwa memenangi sebuah peperangan hakikatnya memenangi pertempuran dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi. Hal ini terbukti dalam sejarah, disebutkan bahwa bangsa Arab merupakan bangsa yang paling disegani dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain dikarenakan banyaknya peperangan yang mereka menangkan dalam melawan musuh-musuhnya. 

Selain lantunan-lantunan syair yang bersifat motivatif, ada juga bentuk peran penting perempuan pada masa itu. Yaitu adanya kultur pencarian ibu susu yang berasal dari dusun-dusun terpencil untuk menyusukan para bayi laki-laki yang lahir di perkotaan. 

Umumnya dusun dusun terpencil di Arab pada zaman itu memiliki alam yang masih terjaga dan masyarakat di dalamnya pun masih berbicara dengan bahasa Arab yang baku atau asli. Dengan didasari hal ini, para orangtua bayi berharap agar bayi mereka yang disusui oleh perempuan dari dusun terpencil dapat bertumbuh sehat dan kuat, terlatih mengunakan bahasa Arab yang asli, serta tidak terkontaminasi unsur budaya metropolis terutama kota Mekkah dan Madinah.

Hal ini pula lah yang terjadi pada masa kecil baginda kita Nabi Muhammad Shalla Allahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau memiliki  dua ibu susu yang sangat hebat. Yaitu Tsuwaibah dan Halimah bintu Sa'diyyah. Akan tetapi, diantara kedua ibu susunya tersebut, beliau tinggal lebih lama bersama Halimah sehingga yang paling berpengaruh dalam pendidikan beliau adalah Halimah. 

Halimah mampu mendidik baginda Nabi hingga menjadi orang yang paling fasih dalam berbicara, pemberani, cerdas, mandiri dan tidak terkontaminasi dengan budaya-budaya metropolis Mekkah dan Madinah. Keberhasilannya dalam pendidikan baginda Nabi Muhammad ini, menjadi salah satu faktor penting terbentuknya karakter pemimpin yang sempurna untuk mendirikan sebuah peradaban. Oleh karena itu, Halimah merupakan salah satu tonggak berdirinya peradaban Islam.

Setelah kita membahas peran para perempuan di masa sebelum datangnya Islam. Sekarang mari kita beranjak pada masa selanjutnya, yaitu pada masa kedatangan agama ini. 

Dimulai dari peran perempuan sholihah yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad Shalla Allahu 'Alaihi wa Sallam dan apa yang diwahyukan kepadanya, yang dimana pada saat itu semua orang mengingkari dan mengintimidasinya, yaitu sayyidatuna Khodijah RA. Ia adalah perempuan yang sangat cerdas dan taat kepada Rasulullah. Bahkan sepeninggal Khodijah, Rasulullah SAW tidak bisa menggantikan posisinya di dalam hati beliau.

Khodijah RA merupakan seorang bangsawan Quraisy yang memiliki finansial yang sangat baik. Bahkan penah dikatakan bahwa dua pertiga kekayaan kota Mekkah adalah miliknya. Ia adalah pedagang sukses yang perdagangannya tersebut sampai ke negeri Syam, dan dengan melalui perdagangan ini pula ia dapat bertemu dengan Rasulullah SAW yang kelak menjadi suaminya. Dan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW, ia menyerahkan kepemimpinan dan urusan perdagangannya kepada beliau.

Khodijah RA adalah perempuan yang penyabar, tangguh, dan tegas dalam mengambil keputusan. Karakter yang dimilikinya ini bukanlah terbentuk dengan sendirinya, akan tetapi Allah lah yang membuatnya berkarakter tersebut dengan mentakdirkannya untuk mengelola urusan-urusan perdagangannya secara mandiri. 

Dengan berbekal pengalaman-pengalaman ini lah, ia mampu mengorbankan seluruh hartanya untuk memperjuangkan Islam Bersama Rasulullah SAW hingga wafatnya. Bahkan ia pernah berkata sebelum wafatnya: "Wahai Rasulullah seandainya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai, namun engkau tidak memperoleh rakit atau jembatan, maka galilah lubang kuburku jadikanlah sebagai jembatan untuk kau menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa melanjutkan dakwahmu,".

Begitulah peran Khodijah RA dalam menegakkan diin Al Islam dan ia menjadi salah satu tonggak peradaban ini. Rasulullah SAW tak pernah melupakan jasanya, bahkan ketika hari pembebasan Mekkah (Futuh Makkah) beliau memerintahkan untuk menancapkan panji Islam di Hujun (tempat dimakamkannya Khodijah) dan menjadi pusat komando dan pengawasan pasukan Islam.

Selain berkat pertolongan Allah kemudian Khodijah, masih ada juga peran-peran 12 istrinya yang lain yang tak kalah hebatnya dalam menolong perjuangan Rasulullah Shalla Allahu 'Alaihi wa Sallam dalam menegakkan diin Islam. Dan ini merupakan salah satu faktor yang menjadikan beliau pemimpin terhebat sepanjang masa dan orang pertama yang paling berpengaruh di dunia sampai saat ini meskipun beliau telah wafat 14 abad yang lalu. Sebagaimana disebutkan oleh seorang sejarawan dan ilmuwan astrofisika asal Amerika yang bernama Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History atau yang jika diterjemahkan menjadi 100 Orang yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Dunia.

Setelah kita membahas peran seorang istri kepada suaminya dalam menegakkan diin Islam, mari kita beranjak pada peran seorang ibu kepada anak-anaknya dalam mendidik mereka untuk berjuang di jalan Allah dan menegakkan diin Islam.

Perempuan selanjutnya yang akan kita bahas adalah shahabiyyah Rasulullah SAW, Tamadhar bintu Amru RA atau yang lebih dikenal dengan Al khansa bintu Amru. Ia memeluk Islam di masa Rasulullah SAW. Ia terkenal dengan sya'ir-sya'irnya, dan bahkan Rasulullah SAW menyebutnya orang yang paling ahli dalam bersya'ir.

Al Khansa semasa hidupnya sering menyertai banyak peperangan bersama kaum muslimin dan menyertai pasukan mereka yang meraih peperangan. Diantara perannya yang paling terkenal adalah saat ia menyertai keempat anaknya dalam perang Qadisiyyah di masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, yang kelak keempat anaknya tersebut akan menjadi syuhada pada perang ini. Meskipun pada perang ini keempat anaknya syahid, tetapi berkat jasa mereka pula kaum muslimin meraih kemenangan.

Dikisahkan bahwa sebelum berangkat berperang, keempat anaknya berdebat siapakah di antara mereka yang akan menjaga ibu mereka di rumah, hal ini dikarenakan keinginan kuat masing-masing mereka untuk ikut berperang menghadapi Persia dalam perang yang dikenal dengan nama Qadisiyyah.  

Ketika Al Khansa mendengar apa yang mereka perdebatkan, ia justru mendukung keempat anaknya tersebut pergi ke medan perang untuk menegakkan agama Allah dan menyertai mereka pada perang tersebut. Bahkan, ketika mereka berada di medan peperangan saat malam hari, ketika para pasukan sedang bersiap untuk berperang di keesokan hari, Al Khansa mengumpulkan keempat anaknya untuk memberikan pengarahan kepada mereka dan mengobarkan semangat kepada mereka untuk berperang dan tidak lari dari peperangan serta mengharapkan syahid di jalan Allah. 

Keesokan harinya, ketika sampai kepadanya kabar bahwa keempat anaknya syahid di medan perang, ia melepas mereka dengan penuh keikhlasan dan kebahagiaan karena keberhasilannya dalam menghantarkan keempat anaknya menuju surga dan keberhasilannya dalam menegakkan agama Allah. Begitulah salah satu peran Al khansa dalam menolong tegaknya agama Allah. Ia menjadi salah satu tonggak berdirinya peradaban Islam.

Berdasarkan beberapa kisah di atas, tentu kita dapat menarik kesimpulan bahwa setiap perempuan muslimah berperan penting dalam menegakkan diin Islam dan peradabannya. Akan tetapi, jika kita bandingkan keadaan para muslimah di zaman sekarang dengan para muslimah terdahulu, sungguh sangat jauh berbeda. Para muslimah di zaman sekarang semakin banyak yang menjauh dari Islam. Bahkan, banyak pula yang menjadikan Islam sekedar pelengkap kolom agama di KTP. Banyak yang berhijab, berhijrah dan mengaji hanya sekadar mengikuti tren, yang ketika tren itu hilang hilanglah pula hal-hal tersebut. Allahul musta'aan..

Wahai para muslimah, anak-anak yang akan lahir dari rahim-rahimmu berhak mendapatkan seorang ibu yang hebat. Para laki-laki yang telah tertulis di lauhil mahfudz untuk menjadi jodohmu berhak untuk mendapatkan istri yang hebat. Tidak malukah kita, berdo'a kepada Allah agar diberi keturunan dan suami yang sholeh, sedang kita tidak memantaskan diri??

Wahai para muslimah, perlu kita ingat bahwa Islam akan selalu menang dan tegak dengan atau tanpa kita, akan tetapi yang menjadi pertanyaan maukah kita ikut andil di dalamnya dan menjadi salah satu tonggaknya? Sumbangsih apakah yang telah kita berikan untuk menolong agama ini? amalan terbaik apakah yang kita persembahkan selama kita hidup? Oleh karena itu, mari kita memberikan pengorbanan terbaik untuk Islam dan menjadi salah satu tonggak peradaban ini. Berjuang dan berkorbanlah di jalan Allah wahai para muslimah!! Allahu Akbar!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun