Mohon tunggu...
Zahra Wardah
Zahra Wardah Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga yang hobi menulis

Selain menulis dan ngeblog (coretanzahrawardahblogspot.com), Zahra Wardah juga menekuni di dunia Layouter, Youtuber: Cerita Keren. Silakan singgah. Semoga harimu menyenangkan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Wanita Malam dari Desa (Bab 2)

10 Juni 2023   06:52 Diperbarui: 10 Juni 2023   07:22 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/fractals99

Bab 2: Mas Walid

"Dia kan muncikari. Hati-hati saja Mbak kalau," bisik Mas Tresno di dekat telingaku.


"Muncikari itu apa, ya, Mas?" tanyaku polos.


"Muncikari itu germo. Kebanyakan yang kos di sana, ya wanita-wanita malamnya."


Panjang lebar penjelasan Mas Tresno sukses membuatku termangu. Otakku memutar memori tadi sore kala pertama kali bertemu Mas Tejo. Satu kalimat Mas Tejo yang tiba-tiba menyembul di pikiran 'uang di depan mata'. Aku tersadar bahwa aku hendak dijual olehnya. Bagaimana ini? Sejak kecil aku diajarkan oleh almarhum Bapak bahwa perbuatan mendekati zina itu dosa besar, apalagi zina itu sendiri.


"Mbak! Mbak!" Mas Tresno menggoyangkan tangannya di depan wajahku.


"Oh, ya, Mas. Ada apa?" Aku terkesiap, canggung.


"Ini pesanannya sudah selesai."


Mas Tresno memberikan satu plastik yang berisi pesananku setelah aku memberikan uang sepuluh ribu satu lembar dan dua ribu selembar.


Aku segera pamit. Baru beberapa langkah dari warung makan, aku tertabrak.


"Maaf, saya tidak fokus tadi jalannya," ucapku sembari meringis kesakitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun