Mohon tunggu...
zahda zera04
zahda zera04 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Islam Negeri Kh Ahmad Siddiq Jember

Haiii..... kenalin aku Zahda Zera Elmadiana terserah kalian mau manggil namaku dari depan atau belakang. saat ini usiaku 20 tahun dan masih kuliahhhhhh yaaaaaaa.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Belajar Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajarannya

3 Juni 2024   17:46 Diperbarui: 3 Juni 2024   18:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan demikian, teori sibernetik dalam belajar dan pembelajaran sangat memperhatikan penggunaan teknologi informasi dan cara berpikir yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima informasi dan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.

 

Implikasi dari Teori Belajar Sibernetik: Berdasarkan diskusi tersebut, teori ini memperkuat teori belajar sibernetik secara teoritik dan praktis. Meskipun teori ini masih sangat baru dibandingkan dengan teori belajar sebelumnya, Namun, teori ini berkembang bersamaan dengan kemajuan dalam ilmu informasi dan teknologi. Jadi, ketika siswa mengolah data, mengawasinya, dan menyusun strategi berdasarkan data tersebut, ini berdampak pada cara belajar sibernetik mereka.

 

Dalam teori ini, "Sistem Informasi" adalah komponen yang akan menentukan proses belajar. Tidak ada satu pun metode belajar yang cocok untuk semua situasi, seperti yang dibahas dalam diskusi. Jika seorang siswa menggunakan satu macam proses belajar untuk mempelajari informasi tertentu, informasi yang sama mungkin juga dipelajari oleh siswa lain dengan cara yang berbeda. Hasil diskusi ini menunjukkan bahwa teori sibernetik mencakup berbagai cara berpikir, seperti algoritmik, heuristik, wholist, dan serialis. Dengan demikian, pendidik dan siswa dapat menggunakan cara berpikir ini dalam proses pembelajaran.[9]

 

  • Pembelajaran Menurut L Nev Landa
  • Landa adalah ahli psikologi sibernetik. Dua jenis proses berpikir, menurut Landa, adalah algoritmik: 1) Proses berpikir linier, konvergent, dan lurus menuju tujuan tertentu.

Contoh; kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil dan lain-lain. Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir divergent menuju ke beberapa target sekaligus. Contoh: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah dan lain-lain. Sani  berpendapat sama, penganut aliran sibernetik Landa menggunakan model pendekatan berpikir algoritmik dan heuristic.

Proses berpikir algoritmik adalah proses berpikir yang sistematis, secara bertahap, konvergen, dan linier menuju satu sasaran/tujuan tertentu. Contoh anologi model algoritmik adalah kegiatan menjalankan mesin mobil, dimana dalam menjalankan mesin mobil kegiatan yang dilakukan dijalankan secara berurutan. Proses berpikir heuristik adalah cara berpikir divergen, menuju beberapa sasaran atau tujuan sekaligus. Contoh berpikir heuristikadalah memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda atau multitafsir. Contoh penerapan pembelajaran yang melibatkan proses berpikir heuristik misalnya penemuan cara memecahkan masalah menggunaka metode problem solving.

Menurut Hamid, pemikiran Landa sebagai tokoh teori sibernetik tetap didasarkan pada gagasan bahwa sistem informasi dari subjek yang dipelajari merupakan proses belajar yang penting. Belajar adalah pengolahan informasi. Instruktur yang baik tahu tentang sistem berpikir siswa, tentang materi yang akan dibahas, dan bagaimana "mengklopkan" sistem informasi materi dengan sistem siswa. Dua jenis berpikir adalah algoritmik: berpikir linier, konvergen, dan lurus menuju satu target; dan heuristik: berpikir divergent, menuju beberapa target sekaligus.[10]

 

Proses belajar akan berhasil jika pengetahuan tentang materi pelajaran atau masalah yang akan diselesaikan (atau, dengan kata lain, sistem informasi yang akan dipelajari) tersedia. Jika sesuatu disajikan dalam urutan teratur, linier, dan sekunsi, itu lebih tepat; namun, jika diberikan dalam bentuk "terbuka", itu memungkinkan siswa untuk beriminasi dan berpikir secara bebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun