Namun, jangan panik. Meski ada krisis ISBN, dunia penerbitan memiliki alternatif solusi yang menarik. Salah satunya adalah QRCBN atau Quick Response Code Book Number.Â
Dengan QR Code, buku tetap bisa diidentifikasi secara mudah dan cepat. Keuntungannya? Tidak perlu bersusah payah dengan persyaratan yang rumit seperti ISBN.
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di "International Journal of Publishing Innovation," QRCBN bukan sekadar pelengkap, melainkan solusi yang membuka pintu baru dalam dunia penerbitan.Â
Layanan ini gratis, mudah digunakan, dan berlaku di seluruh dunia. Inilah yang disebut sebagai langkah inovatif dan berani untuk mengatasi krisis ISBN.
Pemerintah dan Strategi Ke Depan: Mengatasi Krisis tanpa Merugikan Penulis
Tentu, pemerintah memegang peran kunci dalam mengatasi krisis ini. Namun, pertanyaannya adalah apakah pengetatan syarat ISBN diperlukan? Harus diakui, langkah ini bisa menjadi pedang bermata dua.Â
Di satu sisi, kita ingin menjaga kualitas buku yang diberi ISBN. Di sisi lain, kita tak ingin menjebak penulis dalam jeratan regulasi yang ketat.
Menurut pernyataan resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Februari 2023, "Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan pengetatan syarat ISBN sebagai langkah preventif untuk menjaga kualitas dan relevansi setiap buku yang terdaftar.Â
Namun, kita harus memastikan bahwa langkah ini tidak akan merugikan penulis dalam ekosistem penerbitan."
Penting bagi pemerintah untuk merancang strategi yang cerdas. Pengetatan syarat perlu dipertimbangkan dengan bijaksana tanpa menghambat kreativitas penulis.Â
Bekerjasama dengan semua pihak, termasuk penerbit dan penulis, adalah kunci untuk menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan.
Katarsis dalam Krisis: Melihat Ke Depan dengan Optimisme
Meskipun berbagai langkah diambil untuk mengatasi krisis ISBN, kita tidak bisa mengabaikan pertanyaan mendasar: apakah ISBN masih relevan di era digital ini?Â