Keempat, dari segi perawatan. Kolam tambak tradisional tak memerlukan perawatan rumit. Cukup tengok saat ada waktu kosong, dan kalau perlu bersihkan saja sesuatu yang sekiranya bisa menggangu bibit.
Di tambak intensif lebih rumit. Sebab harus dijaga sehari-semalam. Bahkan nyaris sampai 24 jam. Makanya, ditambak intensif biasanya ada pekerja yang dikontrak secara khusus buat merawat tambak.
Soal jenis hama, nampaknya sama saja antara tambak yang tradisional dan yang intensif. Yang lumrah sebagai penggangu ialah ikan mujahir, kepiting dan burung. Ketiga jenis hewan ini mendominasi sebagai perusak tambak.
Ikan mujahir memakan bibit komoditi. Kepiting merusak pamatang atau pinggir kolam. Untuk burung, selain makan bibit seperti yang dilakukan mujahir, juga pembawa penyakit. Ini karena burung ekspansi secara pindah-pindah dari satu kolam ke kolam lain.
Suka duka pastilah ada. Sukanya, adalah saat hasil panen melimpah. Duit yang didapat banyak. Dukanya, kalau panen gagal karena berbagai hal. Rugi pasti. Apalagi yang tambak intensif. Nilai kerugian lebih tinggi dibanding tambak tradisional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H