Terakhir atau yang ketiga pasangan Gama. Kalau yang ini, saya pandang merupakan kandidat yang prosesnya landai. Artinya memang linier secara karir politik dan sebelumnya telah menjadi prediksi banyak orang akan terwujud.
Lepas dari polemik internal sebelumnya tentang naiknya Ganjar Pranowo jadi capres, Ganjar memang murni lahir dari PDIP. Makanya sangat wajar, kalau kemudian didapuk jadi capres oleh Ibu Megawati.
Soal terpilihnya Pak Mahfud sebagai cawapres juga bukan sesuatu yang mengejutkan. Dari awal sudah banyak tokoh, baik di internal maupun eksternal PDIP, yang usul agar Bu Mega memilih Pak Mahfud untuk mendampingi Ganjar.
Elektabilitas putra asli Madura “murid” Gus Dur itu juga bukan kaleng-kaleng. Hasil survei beberapa lembaga kredibel menunjukkan keterpilihan Pak Mahfud ada di papan atas. Jadi tak keliru poros koalisi PDIP mendukung Pak Mahfud.
Itulah sekelumit gambaran proses terjadinya pasangan kandidat hingga kemudian mendaftar ke KPU. Lepas dari soal menang atau kalah, rupanya faktor yang dijadikan penentu mencari pasangan tidak melulu karena hasil survei.
Latar belakang sebagai tokoh yang punya jabatan politik, macam Muhaimin Iskandar cawapres Anies, dan adanya beking kuat seperti Gibran pasangan Prabowo, juga sangat diperhitungkan. Anda tahu sendiri kan, hasil survei keduanya sebelum jadi cawapres, berada di papan bawah.