Namun bukan berarti koalisi gemuk tak ada manfaatnya. Jika soal kompensasi bisa dilewati atau teratasi dengan baik, ada potensi besar sebuah koalisi dapat meraup suara cukup banyak dan menang pertarungan.
Soal koalisi ramping, memang lebih mudah mengelola keinginan para anggota. Karena kompensasi yang di inginkan oleh masing-masing lebih memadai untuk didistribuskan sesuai jumlah rasio.
Namun ada kendala ketika sudah masuk ketahapan rebutan vox pop. Berhubung anggota yang bergabung di koalisi terbatas, maka ada kemungkinan jumlah suara yang bisa disedot saat rebutan elektoral juga terbatas.
Begitulah sekelumit perbandingan plus minus kekuatan sebuah koalisi. Mau gemuk atau ramping, pada akhirnya berpulang kembali pada kinerja dan kondisi Tim Sukses serta capres cawapres.
Dan seperti itulah maksud paparan saya. Bahwa di dalam sebuah koalisi, gemuk atau ramping bukan sebuah jaminan yang kemudian membuat para kandidat capres cawapres harus merasa jumawa atau merana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H