Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Diantara Prabowo-Ganjar-Anies, Anda Hendak Pilih Siapa?

22 Agustus 2023   09:30 Diperbarui: 22 Agustus 2023   09:50 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat menarik membicarakan tentang hasil survei Litbang Kompas tentang kemampuan tiga bakal capres dari poros Nasdem, Gerindra dan PDIP dalam upaya menyelesaikan persoalan bangsa dan negara.

Sebagai yang utama, Litbang Kompas fokus kepada enam persoalan. Yaitu persatuan dan kesatuan, stabilitas politik, ekonomi, penegakan hukum, kesejahteraan sosial dan korupsi.

Secara kelembagaan, saat ini ke enam persoalan tersebut di naungi oleh tiga koordinator menteri. Bidang persatuan dan kesatuan, stabilitas politik, penegakan hukum serta korupsi ada di Kemenkopolhukan.

Kementerian itu komandani oleh Mahfudz MD. Lalu bidang ekonomi ada bawah Kemenko Ekonomi. Menterinya adalah Airlangga Hartarto. Sementara untuk bidang kesejahteraan sosial masuk di Kemenko PMK. Menterinya di jabat oleh Muhajir Effendy.

Saya lihat, kegiatan Litbang Kompas di atas dilakukan dalam rangka survei kepemimpinan nasional untuk menjaring persepsi publik yang berkenaan dengan kualitas potensi masing-masing bakal capres.

Hasilnya, ternyata ada perbedaan aksentuasi kemampuan. Capres Gerindra Prabowo Subianto lebih menonjol di bidang persatuan kesatuan, stabilitas politik, penegakan hukum, melawan korupsi dan terciptanya keamanan.

Kemudian Ganjar Pranowo milik PDIP. Capres yang sebentar lagi akan lengser sebagai Gubernur Jawa Tengah ini, oleh publik di anggap paling mampu mengatasi persoalan kesejahteraan dan ekonomi.

Begitupun capres yang di dorong oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan. Kapasitasnya dianggap sama dengan Ganjar Pranowo. Yakni bidang ekonomi dan kesejahteraan.

Berikut sajian lengkap data hasil survei Litbang Kompas. Pertama di bawah naungan Kemenkopolhukan. Bidang persatuan dan kesatuan, Prabowo mendapatkan suara sebanyak 37.1 persen, Ganjar 27 dan Anies 16.6 persen.

Bidang stabilitas politik, Prabowo 34.3, Ganjar 28.3 dan Anies 17.1 persen. Bidang penegakan hukum, Prabowo 40.7, Ganjar 24.7 dan Anies 14.9. Lalu pemberantasan korupsi, Prabowo 31.7, Ganjar 29.5 dan anies 16.2 persen.

Kedua yang ada di bawah Kemenko atau Kementerian Koordinator Ekonomi. Untuk bidang ekonomi Ganjar mendapatkan jumlah suara sebanyak 34.5, Prabowo 25.3 dan Anies 18.8 Persen.

Ketiga yang di naungi oleh Kemenko PMK atau Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yaitu kesejahteraan sosial. Ganjar mendapat 34.8, Prabowo 25.3 dan Anies 19.5 persen.

Melihat beberapa data tersebut, yang memiliki kemampuan paling menonjol sesuai bidang masing-masing ternyata adalah Capres Gerindra Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang di usung oleh PDIP.

Sementara kemampuan capres milik Nasdem yaitu Anies Baswedan, yang juga di usung oleh Demokrat dan PKS, di anggap oleh publik masih ada di bawah level Prabowo dan Ganjar.

Dan anggapan publik tersebut terjadi kepada enam bidang yang di bidik persepsinya oleh Litbang Kompas. Baik untuk kemampuan mengatasi soal persatuan dan kesatuan, stabilitas politik, ekonomi, penegakan hukum, kesejahteraan sosial serta korupsi.

Ya benar. Terhadap seluruh bidang itu, secara kompetensi Anies tak mendapat penilaian bagus dari para pemilik suara. Dengan kata lain, Anies di anggap kurang cakap menjadi presiden.

Mungkin karena faktor itu pula, hingga saat ini hasil survei elektabilitas Anies tak juga menunjukkan angka kenaikan. Yang terjadi, malah cenderung turun secara terus menerus.

Padahal, Anies merupakan bakal capres yang pertama kali di publikasikan oleh Partai Nasdem lewat pengumuman Surya Paloh. Mendahului Prabowo Subianto oleh Gerindra dan Ganjar Pranowo oleh PDIP.

Fakta sebaliknya justru terjadi kepada Prabowo dan Ganjar. Makin dekat pilpres 2024, hasil survei elektabilitas keduanya menunjukkan jumlah angka tambah meningkat. Jauh meninggalkan Anies.

Bahkan, khusus antara Prabowo dan Ganjar terjadi saling salip. Suatu ketika Ganjar menang. Tapi lain waktu, yang menang adalah Prabowo. Jumlah persentase perolehan suara keduanyapun ketat.

Sekarang pilihan ada di tangan anda-anda sekalian sebagai pemilik suara. Dan data hasil survei Litbang Kompas di atas patut di jadikan acuan. Agar keputusan anda nanti betul-betul sesuai dengan harapan.

Anda yang ingin negara ini stabil secara politik, terjaga persatuan dan kesatuan, ada penegakan hukum yang tegas, intens melawan korupsi serta aman di dalam maupun dari ancaman negara luar, nampaknya harus memilih capres Gerindra Prabowo Subianto.

Sedang anda yang ingin mapan secara ekonomi dan sejahtera secara sosial, kelihatannya harus mempertimbangkan Ganjar Pranowo. Berdasar survei, kemampuan capres milik PDIP di bidang-bidang itu nampaknya di akui publik.

Terbukti, hasil penjaringan suara Ganjar oleh Litbang Kompas mampu mengungguli capres Prabowo milik Gerindra. Dan terlebih capres dari Partai Nasdem Anies Baswedan. Ini tentu kabar baik bagi pengikut Ganjar.

Sebaliknya, merupakan fenomena tak bagus bagi para pendukung Anies Baswedan. Suara publik yang diberikan kepada Anies sungguh di luar ekspektasi. Sangat kecil sekali kalau di banding dua bakal capres lain.

Mengapa bisa begitu..? Entahlah. Yang tahu tentu Anies sendiri dan para pendukungnya. Namun kalau melihat sepak terjang Anies selama memimpin DKI Jakarta, terselip sedikit benang merah.

Ingat, hingga lengser sebagai Gubernur ada beberapa program yang tercecer belum di selesaikan oleh Anies. Bahkan ada sebagian yang jauh dari harapan. Misal DP rumah 0 persen dan program ekonomi Oke Oce salah satunya.

Juga, Anies di anggap oleh publik sebagai pejabat yang hanya mampu menyusun teori. Tanpa bisa mewujudkannya dalam bentuk karya nyata. Akibatnya, publik kurang memberi respon terhadap upaya Anies saat di capreskan oleh Nasdem.

Saran saya, Tim Anies terutama dari Nasdem nampaknya harus bisa mereformulasi strategi pemilu 2024. Gaya dan model yang selama ini di gunakan untuk mengangkat suara Anies perlu di rubah.

Jangan lagi berupaya menepis isu negatif sisa-sisa pilkada 2017. Atau gembar-gembor soal keberhasilan Anies selama memimpin Jakarta. Kelihatannya percuma. Coba cari branding lain. Agar kemampuan Anies bisa kembali di akui publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun