Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Seperti Apa Kira-kira "Wajah" Pemilu 2024?

29 Juli 2023   09:23 Diperbarui: 1 Agustus 2023   15:52 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang agak mengkhawatirkan sebenarnya Anies Baswedan. Capres yang di usung oleh Nasdem, Demokrat dan PKS ini tak bisa di pungkiri punya pengalaman di "hukum" sebagai tokoh yang tak segan menggunakan cara yang berpotensi bisa memecah belah persatuan dan kesatuan. Khususnya saat bertarung merebut kemenangan pada Pilgub DKI Jakarta 2017 silam.

Tapi untuk saat ini, Anies lebih hati-hati. Mengapa, karena justru pengalaman saat Pilgub DKI itulah yang sekarang dijadikan sasaran tembak lawan politik, yang nampaknya efektif "menjatuhkan" nama Anies. 

Terbukti, Anies dan Tim kelihatan berupaya keras menghapus jejak Pigub DKI. Bahkan kapan hari hingga tak sungkan menerima tambahan nama "Yohannes" yang diberikan oleh seorang tokoh Nasrani.

Tandem Anies di Pilgub DKI 2017, yang sekarang masuk radar jadi bakal cawapres Sandiaga Uno kelihatan juga punya semangat yang sama. Ingin menjadikan pemilu 2024 sebagai proses demokrasi biasa. Hingga tak harus mengorbankan keutuhan NKRI. 

Kata Sandiaga yang sempat ditayangkan dalam bentuk video oleh Kompas 28 Juli 2023, "Saya sangat optimis bahwa rivalitas persaingan 2024 hanya sampai ke bulan Februari".

Yang lebih menggembirakan lagi adalah sikap ormas islam terbesar kedua Muhammadiyah. Saat memberi sambutan pada Rakernas Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Muhammadiyah di Makassar Kamis 27/72023.

Dikutip dari berbagai sumber Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, bahwa Muhammadiyah akan terus berusaha selaras dengan sistem pemerintahan manapun dan apapun, sepanjang adaptif terhadap kemajuan.

Ini berarti, dalam soal pemerintahan Muhammadiyah sama dengan NU. Tak lagi mempersoalkan tentang sistem. 

Berarti pula, bila ada calon yang berlaga di pemilu 2024 coba-coba mengusung isu agama apalagi khilafah, baik yang bertarung di legislatif mulai dari DPR RI hingga DPRD, maupun yang di eksekutif seperti presiden dan kepala daerah, akan ditolak oleh kedua ormas islam itu.

Karena luasnya wilayah hingga tak terpantau, bisa jadi ada segelintir caleg daerah yang membawa isu agama. Tapi menurut saya hanya terjadi di level regional, bukan nasional. 

Jadi tidak akan sampai mengganggu keutuhan bangsa dan negara. Semoga strategi pemilu 2024 yang dimainkan oleh caleg dan capres cawapres sejalan dengan sikap NU dan Muhammadiyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun