Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa dengan Partai Demokrat dan SBY?

19 Januari 2023   07:42 Diperbarui: 19 Januari 2023   07:53 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lambang Partai Demokrat, Sumber Foto antaranews.com

Tak bermaksud menafikan nama Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Harus di akui, beliau adalah mantan presiden dua periode. Juga tak bermaksud meragukan kemampuan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Mantan tentara yang, meski kalau di lihat dari lingkup nasional cuma pensiunan Mayor, saat ini merupakan Ketua Umum Partai.

Jika melihat sosok SBY dan AHY, Partai Demokrat seyogyanya punya bentuk komunikasi politik yang positif. Tapi anehnya, makin dekat pilpres 2024, kondisi hubungan eksternal Demokrat tambah kurang baik. Partai ini kelihatan berseteru dengan dua partai sekaligus. Yakni Nasdem dan PKS. Padahal, keduanya merupakan calon kuat teman koalisi untuk bersama-sama mengusung capres cawapres.

Dalam amatan saya, partai pertama yang sering "berseteru" dengan Demokrat adalah Nasdem. Utamanya pasca pencapresan Anies Baswedan. Diketahui, beberapa kali elit kedua partai debat di media. Bahkan Sang Ketum AHY tak mau kalah juga harus "turun gunung". Aksi terakhir AHY adalah ketika melakukan konter opini terhadap Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali.

Habis Nasdem, PKS tak luput pula ikut menyerang Demokrat. Terjadi ketika Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon menilai koalisi bisa bubar kalau ada yang bersikap dominan. Lewat Juru Bicaranya M. Kholid, PKS minta agar Demokrat tak baperan dan sebaiknya dibuat enjoy saja. Tak perlu dikit-dikit main ancam koalisi bisa bubar atau batal.

Selain soal hubungan kurang bagus dengan partai calon teman koalisi, Demokrat juga terlihat tak menemukan kepekaan ketika mengeluarkan pernyataan yang di lontarkan ke publik. Sekali lagi, tak bermaksud menafikkan nama SBY, justru Pak SBY-lah yang telah melakukan "sedikit" kesalahan itu atas nama Demokrat.

Apa kata Pak SBY..? Disarikan dari Kompas.com 17/01/2023, saat hadir pada acara temu kader utama di Pacitan Jawa Timur akhir pekan lalu, SBY minta agar beberapa keberhasilan yang telah dilakukan Demokrat perlu di buka kembali. Para kader didorong untuk mengingatkan masyarakat. Bahwa ternyata yang dulu itu lebih bagus. Bahkan, kondisi masyarakat saat ini kebih berat dibanding saat SBY jadi presiden.

Pernyataan SBY tersebut mengandung kelemahan. Disadari atau tidak, bisa dimanfaatkan oleh lawan politik untuk menghantam balik SBY dan Partai Demokrat sendiri. Terlebih menjelang berlangsungnya rebutan vox pop. Baik pemilu legislatif maupun presiden. Lawan yang jeli dan peka mengamati situasi, akan menjadikan pernyataan SBY tersebut sebagai peluru.

Ingat, dalam konteks infra struktur Demokrat dan SBY punya kelemahan. Yaitu terbengkalainya proyek pembangunan kompleks olah raga nasional Hambalang. Bahkan, saking "fenomenalnya" kegagalan proyek itu, hingga ada julukan "Candi Hambalang". Ditambah lagi, dan ini sayangnya, SBY selalu mengelak ketika masalah itu di tanyakan oleh wartawan.

Akar masalahnya mungkin bukan karena tindakan SBY dan Demokrat secara langsung. Tapi karena sebab-sebab perbuatan koruptif. Namun yang perlu disadari, para pelakunya terdiri dari kader Demokrat. Pastinya, yang kena getah adalah orang-orang yang ada disekitar partai berlambang mercy itu. Ya termasuk keluarga SBY sendiri.

Kalau masalah "Candi Hambalang" di angkat lagi ke permukaan, jelas merupakan "makanan empuk" bagi lawan politik. Efeknya bisa kena ke partai. Saat kampanye nanti, Demokrat akan dihajar habis-habisan oleh jurkam parpol lain. Dengan cara sebarkan kontens. Bahwa Demokrat turut andil sebagai penyebab terjadinya kerugian negara di proyek Hambalang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun