Tapi pada kedua belah pihak. Dalam hal evaluasi terhadap Siti-Syahrul, adanya konsekwensi sama-sama akan diterima baik oleh pihak Jokowi maupun Nasdem. Konsekwensi negatif bagi yang satu, adalah merupakan hal positif bagi yang lain.
Di pihak Jokowi, digantinya Menteri LH dan Mentan jelas sebuah keuntungan. Disamping bisa memutus mata rantai kekuatan Nasdem, sekaligus juga memperjelas peta kekuatan partai-partai pendukung pemerintah di parlemen.
Saat ini, posisi Nasdem ada di wilayah abu-abu. Menyatakan diri sebagai teman Jokowi. Tapi pada saat yang lain, ingin ajak Demokrat-PKS berkoalisi. Tak jelas bukan..?
Sementara itu, meski kadernya dikeluarkan dari kabinet oleh Jokowi, jika Nasdem cerdas bisa di jadikan media cari untung. Anda masih ingat strategi yang dipakai SBY dulu saat nyapres di tahun 2004?
Ketika itu, SBY menggunakan momen pemecatan dirinya oleh Presiden Megawati selaku Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.
SBY dan tim lalu mengeksposes secara besar-besaran keputusan Megawati. Penggantian Menteri yang sebenarnya merupakan hal biasa, di belokkan arahnya menjadi tindakan sewenang-wenang.
Akibatnya, publik melihat SBY ada di kelompok yang di dholimi. Simpati lalu bermunculan. Endingnya, SBY jadi presiden dua periode. Dan suara Demokrat naik sangat signifikan.
Itulah yang saya maksud tadi dampak positif bagi yang satu merupakan sisi negatif bagi yang lain. Pemecatan Siti-Syahrul sebagai Menteri merupakan keuntungan bagi pihak Jokowi sebagaimana diatas tadi.
Tapi juga sekaligus peluang bagi Nasdem untuk mendongrak suara dengan cara tiru strategi SBY. Cuma akan berhasil atau tidak, ya tak tahulah saya. Kita tunggu saja perkembangan berikutnya.
Well, saat ini Pak Jokowi dan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Nasdem tentu sedang peras otak. Saya tebak, dalam pertimbangan Jokowi lagi berkecamuk masalah “hendak pecat menteri Nasdem atau tidak”.
Sedangkan dipikiran Pak Surya Paloh, terjadi pertentangan “sebaiknya pertahankan Siti-Syahrul atau ditarik keluar kabinet”. Saran saya kepada beliau berdua, “Coba istikharoh Pak..”.. Heheeeeeeee..