Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Strategi Petinju Floyd Mayweather Jr. Menyulitkan Garuda U-16

11 Agustus 2022   09:35 Diperbarui: 11 Agustus 2022   16:53 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper U-16 Indonesia, Foto Dok. Kompas.com/Mochamad Sadheli

Anda masih ingat pertandingan tinju antara Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao pada 2015 lalu..? Meski menang dengan angka mutlak, tapi publik banyak tidak puas. Akibat strategi Mayweather yang selalu mundur dan peluk lawan. 

Petinju warga Amerika yang sepanjang karirnya ini tak pernah kalah tahu, bahwa Pacquiao punya pukulan keras. Lengah sedikit, bisa ambruk itu Mayweather. Antisipanya, dia pakai strategi bertahan total. Untuk sekali-kali melakukan serangan. Dalam sepakbola, ini dikenal dengan istilah parkir bis.

Dengan cara itu, Floyd Mayweather menang angka mutlat atas Pacquiao. Meskipun hasil akhirnya beda, namun begitulah fakta yang terjadi pada pertandingan semifinal Piala AFF U-16 tadi malam, antara Indonesia versus Myanmar. 

Sebagaimana Mayweather, Myanmar rupanya ngeri juga melihat agresifitas serangan dan produktifitas gol Indonesia. Akhirnya, ditirulah strategi Mayweather. Karena tak mau ambil risiko, Myanmar bertahan total. Hampir semua pemainnya numpuk dibelakang. Susah payah membendung serangan Indonesia.

Ya benar. Sepanjang babak pertama, Garuda U-16 praktis menguasai jalannya pertandingan. Ball position menunjukkan angka 60-40 untuk Indonesia. 

Sejak menit-menit awal hingga masuk jeda istirahat, Myanmar selalu terkurung oleh gempuran Garuda Muda. Terlihat, pada menit ke 3 ada kesempatan cetak gol lewat tendangan bebas. Tapi dapat di antisipasi oleh pemain Myanmar. Menit ke 4 juga begitu. Ada tendangan pojok keras meroket. Namun belum tepat karena terlalu tinggi.

Setelah itu, serangan beruntun terus dilakukan oleh anak-anak muda Indonesia. Dari menit ke 8 hingga 37. Tapi semuanya belum membuahkan gol. 

Sebaliknya, meski secara kualitas tim kita lebih unggul, anak-anak U-16 Myanmar cukup cerdik. Mampu dengan baik menerapkan strategi bertahan total dan sesekali melakukan serangan.  

Lalu disinilah kekurangan tim kita menuai dampak dan keberuntungan Myanmar ditampakkan oleh Malaikat. Bukan serangan balik memang, cuma memanfaatkan kelemahan lini belakang Timnas Garuda. Tapi disitulah justru kuncinya.

Dalam catatan saya, serangan Myanmar empat kali membahayakan gawang Indonesia. Tiga belum gol, karena mampu dipatahkan oleh tim kita. Yaitu pada menit ke 10, 16, dan 30. 

Petaka bagi Indonesia justru datang pada momen ke-4, menit ke 43. Lagi-lagi bukan karena serangan balik tertata rapi, hanya sekedar memanfaatkan kelemahan lini belakang, gawang Indonesia berhasil dijebol. Kedudukan 1-0 bagi keunggulan anak-anak U-16 Myanmar.

Ketinggalan 1 gol. Tim Garuda tambah meningkatkan intensitas serangan. Beberapa kesempatan kembali muncul. Namun lagi-lagi gagal. Baik karena tendangan terlalu jauh atau tinggi, umpan biasa dan pojok tak dimanfaatkan dengan baik, eksekusi bola mati kurang akurat, terlambat kirim bola hingga tendangan terlalu mudah ditangkap penjaga gawang Myanmar. Itu semua menjadi penyebab Indonesia harus puas ketinggalan 1-0 pada babak pertama.

Strategi bertahan ala Mayweather memang cukup menyulitkan Tim Garuda U-16. Tapi itu bukan satu-satunya faktor Indonesia tak bisa cetak gol bahkan kebobolan lebih dulu pada babak pertama. Faktor lain yang perlu dicermati adalah, anak-anak kita kelihatan kurang sabar dan koordinasi lini belakang agak lemah.

Selain itu, Garuda U-16 juga terlalu kesusu, kurang cermat membaca situasi dan minim kreasi. Belum pas benar, sudah dilakukan tembakan. Tapi ketika ada momentum yang tepat, justru masih gocekan otak-atik bola. Sudah tahu beberapa kali pola serangan mentah akibat parkir bis Myanmar, masih juga diulangi lagi. Mestinya mereka cari model lain.

Kiper U-16 Indonesia, Foto Dok. Kompas.com/Mochamad Sadheli
Kiper U-16 Indonesia, Foto Dok. Kompas.com/Mochamad Sadheli

Penjaga gawang Myanmar yang postur tubuhnya tak terlalu tinggi, juga luput dari incaran Indonesia sebagai kelemahan Myanmar. Tahu begitu, mestinya U-16 kita memanfaatkan dengan cara pakai tendangan atas saat shoot on target. Akibat beberapa kelemahan tersebut, lagi-lagi serangan yang meskipun punya intensitas tinggi, masih gagal menjebol gawang Myanmar.

Memasuki babak kedua, tahu bahwa Myanmar tetap akan ngotot disiplin main parkir bus, lebih-lebih sudah unggul 1 gol, pelatih Garuda U-16 Bima Sakti melakukan perubahan. 

Tercatat ada tiga pemain diganti. Agar bisa menambah daya gedor membobol gawang Myanmar. Formasi juga dirubah. Dari yang awalnya 4 pemain belakang, dikurangi menjadi hanya 3 pemain. Striker juga ditambah 2.

Mirip dengan kondisi babak pertama, U-16 kita tetap intens melakukan serangan. Sebaliknya, Myanmar hanya sesekali saja. Namun kali ini berbeda. Pergantian tiga pemain oleh Bima Saksi nampaknya cukup memberi pengaruh. 

Serangan-serangan U-16 kita sedikit lebih efektif dan membahayakan. Mereka juga sudah pandai melakukan pancingan. Tidak seperti babak pertama yang total parkir bis, kali ini U-16 Myanmar terbawa arus strategi U-16 kita. Mereka keluar melakukan serangan. Dan memang itulah yang ditunggu. Agar agar ada celah dilini belakang. Tapi, sekali lagi, Malaikat keberuntungan masih menaungi Myanmar.

Misal, adanya tendangan pojok yang terjadi berurutan dalam waktu sangat dekat. Yakni pada menit 47, 48 dan 52. Pemain kita Kaka memang sempat melakukan tundukan memanfaatkan salah satu tendangan pojok itu. Namun belum akurat. 

Sepakan bola ke tiang jauh gawang Myanmar oleh Afrizal pada menit 57 juga terlalu tinggi. Kesempatan sebenarnya datang pada menit ke 64 saat pemain Myanmar melakukan pelanggaran. Indonesia mendapat tendangan bebas. Cuma masih bisa ditangkap oleh penjaga gawang Myanmar.

Akhirnya, pada menit 68 Malaikat keberuntungan meninggalkan Myanmar. Mungkin karena sudah bosan dan kesal melihat pemain U-16 lawan Indonesia itu bersikap lebay. 

Ya benar, sepanjang babak kedua mereka suka mengulur-ulur waktu. Dengan cara memanfaatkan pelanggaran yang dilakukan Tim Garuda. Untuk bangkit dari pelangaran, mereka melakukan drama lebih dulu. Mengerang dan "tiduran" seakan-akan sakit parah. Dan itu sering terjadi. Bukan hanya sekali dua kali.

Wasit akhirnya paham juga atas apa yang dirasakan Malaikat keberuntungan itu. Mungkin dua makhluk beda alam ini saling berbisik soal jengkelnya terhadap para pemain Myanmar. 

Berikutnya, sikap lebay para pemain Myanmar itu dibiarkan. Meskipun ada yang terkapar, wasit tak meniup peluit. Tapi lebih memilih meneruskan pertandingan. 

Akhirnya, situasi terbalik. Malaikat keberuntungan pindah berpihak ke Indonesia. Pada menit 68, ada satu pemain Myanmar tak sengaja melakukan handsball sedikit diluar kotak penalti.

Indonesia dapat hadiah tendangan bebas. Afrizal jadi eksekutor. Pemain ini mengarahkan bola ke pojok kanan atas gawang Myanmar. Berhubung tubuh penjaga gawang Myanmar terlalu pendek untuk ukuran postur ideal sebagai kiper, sepakan itu gagal di tepis. Bola meluncur deras ke gawang Myanmar. Tepat pada menit ke-69, kedudukan berubah jadi 1-1.

Selanjutnya, jalannya pertandingan tidak banyak berubah. Sama seperti sebelumnya. Hingga wasit meniup peluit tanda babak kedua berakhir, kedudukan sama 1-1 untuk kedua tim. Karena merupakan babak semifinal, pemenang harus ditentukan lewat adu penalti. 

Sebagaimana kita tahu bersama, U-16 Indonesia menang lewat babak ini. Penjaga gawan Indonesia Andrika Fathir Rachman jadi pahlawan. Anak remaja ini sukses menepis satu tendangan pinalti Myanmar. 

U-16 Indonesia sukses menang 5-4. Di Final, Indonesia akan berhadapan dengan Vietnam Jumat besok. Semoga beberapa kelemahan diatas mampu diatasi. Dan Indonesia juara. Bravo Tim Garuda U-16.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun