Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dialog Imajiner tentang Perayaan Tahun Baru Hijriyah

3 Agustus 2022   09:55 Diperbarui: 3 Agustus 2022   10:03 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Islam, berdasar hadits dari Anas radhiyallahu'anhu, perayaan yang dibenarkan itu hanya ada dua. Yaitu hari raya Idul Fitrih dan Idul Adha. Itulah perayaan terbaik. Gambarannya demikian : Perayaan hari-hari lain seperti Tahun Baru Hijriyah dilarang. Karena tidak ada dalam Al Qur'an atau contoh dari Nabi Muhammad SAW. Mestinya, sebagai muslim harus ikut Nabi. Cukup merayakan dua hari raya itu. Kalau dikatakan bahwa dua hari raya di atas (Idul Fithri dan Idul Adha) yang lebih baik, maka selain dua hari raya tersebut tidaklah memiliki kebaikan. Sudah seharusnya setiap muslim mencukupkan dengan ajaran Islam yang ada, tidak perlu membuat perayaan baru selain itu.

Saya

:

Mohon kepastian, apakah gambaran tersebut dikutip dari dalil hadits atau hanya merupakan penjelasan yang berasal dari opini pribadi saja..?

Teman

:

Benar. Itu merupakan penjelasan tentang hadist dari Anas radhiyallahu'anhu tersebut. Disana jelas. Bahwa hari raya umat Islam cuma dua. Penjelasannya juga selaras dengan hadits itu.

Saya

:

Ooooooo..., itu penjelasan to... Bukan hadits.. Kalau penjelasan.., maka saya juga berhak menjelaskan. Demikian penjelasan saya. Nabi SAW bersabda yg intinya dua hari raya tersebut adalah yg lebih baik atau terbaik. Ini adalah semacam tingkatan tertinggi. Namun perlu diketahui, bahwa jika ada yg terbaik, maka tentu dibawahnya ada yg baik. Analoginya demikian : jika yg terbaik dapat ganjaran 10, maka yg baik tentu dibawah itu. Misal dapat 6,7 atau 8. Lalu ada umat islam yg ingin nambah. Misal, dia melakukan yg terbaik dg cara melaksanakan dua hari raya itu dan dapat pahala 20 point. Lalu karena ingin pahala lebih banyak, tambah lagi melaksanakan perayaan, misal tahun baru islam. Ganjarannya 6 point. Maka dalam satu tahun, dia dapat ganjaran 26 point. Karena selain berhari raya, dia juga merayakan datangnya tahun baru islam. Pertanyaan saya kemudian, boleh tidak seorang muslim melakukan yang seperti itu, selain pilih yang terbaik juga nambah dengan yang baik..?

Teman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun