Naahh, barulah disaat-saat kosong, ditengah-tengah jam kerja yang masih tersisa, belum waktunya pulang, tapi kewajiban sudah rampung, lakukan kegiatan tambahan berupa ibadah-ibadah sunnah tadi.Â
Anda karyawan, yang biasanya suka ngobrol ngalor ngidul dengan teman sejawat saat kerjaan kelar, gantilah ngobrol itu dengan baca istighfar misalnya. Karena baca istighfar dibulan ramadhan, mendapat ampunan sangat besar dari Allah. Tak perlu cari mushalla. Cukup baca secara diam-diam, dalam hati, sambil duduk di kursi kerja.
Anda ojol, ketika istirahat santai nunggu orderan, sempatkan baca solawat. Karena baca solawat dibulan ramadhan, kelak akan mendapat syafaat teramat besar dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW.Â
Anda petani, perbanyak baca dzikir la ilaahah illallah saat duduk istirahat berteduh dibawah pohon. Kelak dihari kiamat, dzikir ini mampu membuat muka anda bercahaya bagaikan bulan purnama.Â
Anda punya toko atau warung, bacalah Quran disela-sela nunggu pelanggan datang. Karena barang siapa yang rajin baca firman Allah ini, terlebih dibulan ramadhan, tiap satu huruf akan membawa kebaikan. Dan dalam satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat kebaikan. (HR. At-Tirmidzi).
Lalu bagaimana jika saat sedang khusuk melafalkan istighfar, solawat, dzikir dan baca quran tiba-tiba tugas datang lagi..? Yang karyawan diminta bos teliti berkas. Yang ojol datang orderan baru. Yang petani, tiba waktunya untuk kembali ayun cangkul. Dan yang punya toko atau warung, harus segera bergegas karena pelanggan pada berdatangan.Â
Maka jika begitu, hentikan dulu semua aktifitas ibadah penambah pahala tersebut. Mengapa..? Karena dalam kondisi tersebut, kerja teliti berkas, ambil orderan pelanggan, cangkul ladang dan melayani pelanggan lebih utama dikerjakan. Jika nanti kembali ada waktu kosong, silahkan lanjut lagi. Demikian seterusnya.
Ada memang waktu kosong. Tapi setelah selesaikan tugas berat, karena sedang puasa, badan terasa sangat lelah. Bawaannya jadi ngantuk. Bagaimana ini..? Ya tidur saja. Asal pilih tempat yang pas dan tidak mengganggu orang lain.Â
Naahhh, disinilah berlaku hadits bahwa tidurnya orang puasa adalah senilai ibadah sebagaimana HR. Baihaqi diatas. Itulah alasan tidur yang benar. Memang betul-betul ingin mengistirahatkan tubuh. Yang nantinya dapat ganjaran pahala ibadah sunnah. Sementara yang tidurnya adalah karena malas, ya dapatnya hanya badan segar kembali. Terbebas dari rasa kantuk saja. Untuk dapat pahala, ya tunggu dulu.
Umat islam yang karena profesi, tidak memungkinkan dapat melakukan berbagai ibadah sunnah dibulan ramadhan, jangan khawatir. Islam menjamin, apapun jenis kegiatan anda, meskipun tidak masuk kategori ibadah, Allah tetap akan memberi anda pahala senilai ibadah.Â
Dengan syarat niatnya benar. Yaitu hanya karena Allah. Bukan untuk yang lain. "Semua perbuatan tergantung niatnya. Jika karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya.Â