Kesedihan akan kehilangan Asa terus menemani hingga aku dewasa. Asa memang telah terkubur bersama dengan "asa" nya. Tapi semangatnya terus tumbuh bersamaku. Seperti yang kukatakan. Bagiku, dia seperti cahaya. Menerangi orang-orang yang ada di sekitarnya.Â
Selamat beristirahat, Asa. Kau sudah tenang. Sedangkan aku, masih harus terus menjalani kehidupan di dunia yang semakin gila ini. Tapi, aku benar-benar sangat bersyukur. Kehidupan yang sangat keras di jalanan, telah menempaku menjadi wanita yang berani dan kuat.Â
Hey. Kau tahu, aku sudah berhasil meraih impianku. Aku sengaja datang ke "rumah" mu dengan memakai atribut lengkap seorang jurnalis. Asa. "Asa" mu menjadi polisi, memang tidak mungkin terwujud. Tapi keinginanmu untuk mengungkap kebenaran, mewujudkan kedamaian, insyaa Allah akan aku lanjutkan. Terima kasih, Asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H